Lupakan Gadget, Hidupkan Kembali Permainan Sarung Kodok Anak-Anak

Lupakan Gadget, Hidupkan Kembali Permainan Sarung Kodok Anak-Anak Lebih dari 1.000 anak SD/SMP berkumpul di lapangan depan GOR Untung Suropati, Kota Pasuruan Jawa Timur. Mereka dolanan –bermain-main gaya sebelum ada mainan modern. Foto: disway

PASURUAN, BANGSAONLINEGadget kini sudah menjadi candu bagi anak-anak. Para orang tua pusing karena anaknya selalu menghabiskan waktu main HP. Bahkan beberapa orang tua minta bantuan psikiater untuk memisahkan anaknya dengan gadget. Alasannya, anaknya malas belajar, sibuk main HP, dan selalu menyendiri di kamarnya.

Maka ketika di , Jawa Timur, muncul acara Elingpiade seperti diberitakan BANGSAONLINE, banyak warga masyarakat yang tertarik. Acara itu, selain untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang penuh kekerabatan dan juga untuk menyadarkan anak-anak agar waktunya tak dihabiskan untuk bermain HP.

Nah, acara itu direkam dan ditulis secara apik oleh wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE di bawah ini. Selamat menikmat:

ADA Elingpiade di . Hari Minggu lalu. Lebih dari 1.000 anak SD/SMP berkumpul di lapangan depan GOR Untung Suropati. Mereka dolanan –bermain-main gaya sebelum ada mainan modern.

Saya pun lupa: pernah bisa bikin kodok-kodokan dari sarung. Waktu kecil. Saya pernah menulis tentang sarung sebagai pakaian yang paling fleksibel. Mulai bisa untuk salat, angkut kacang tanah, sampai untuk menghilangkan rasa lapar. Yakni dengan cara mengikatkan sarung ke perut. Kuat-kuat.

Saya lupa menyebut bahwa sarung juga bisa jadi kodok.

Elingpiade ini membuat saya eling (ingat) kemampuan lama itu: membuat sarung jadi katak.

Pembukaan Elingpiade ini ditandai dengan mainan pula. Semua siswa diberi mainan ''kitiran berisik'': kincir bergagang. Putaran kincir itu bisa menggerakkan pemukul gendang kecil. Menimbulkan bunyi berisik.

Lebih dari 1.000 siswa yang hadir dikomando. Komando pertama: mainkan hompimpah. Komando kedua: mainkan kitiran berisik. Tidak ada pidato. Wali tidak mau pidato. Sekjen PB NU itu pilih membuka Elingpiade dengan cara ikut dolanan. Maka sang wali kota, wakilnya, kepala dinas pendidikan, tim senam saya, kembali menjadi anak-anak.

Maka menggemalah kalimat bersama ini: "hompimpah alaihom gambreng" disusul dengan bunyi ribuan kitiran berisik dari berbagai sudut lapangan itu.

Ternyata semua menikmati permainan ini. Yang tua pun jadi sulit dikendalikan. Mereka tidak mau berhenti mengayun-ayunkan kincir berisik di tangan mereka. Maka lahirlah bunyi serentak seperti suara berjuta gareng-pung.

Maka jadilah acara pembukaan Elingpiade ini liar. Itu pertanda tujuan acara ini berhasil: bisa membuat anak-anak lupa gadget. Mereka asyik dengan kitiran gareng pung.

Penggagas acara ini adalah Irfandi dan Ridho Saiful. Berkolaborasi dengan Harian Disway dan Pemkot Pasuruan. Irfandi pendiri gerakan ''Lali Gadget''. Asal Mojokerto. Ia mendirikan kampung mainan di desanya. Tujuannya: agar anak bisa meninggalkan gadget biar pun sesaat. Di Kampung Lali Gadget itu disediakan banyak mainan tradisional. Juga diajari cara bermain. Lali artinya lupa. Saya pun sudah banyak yang lupa permainan masa kecil.

Misalnya ketika para siswa di Pasuruan itu diminta membuat lingkaran-lingkaran kecil. Satu lingkaran lima siswa. Mereka lalu diminta menghadap ke luar lingkaran. Lima siswa itu diminta mengaitkan kaki-kaki mereka yang ditekuk ke belakang. Lalu, dengan satu kaki, mereka berloncat-loncat sambil melakukan gerakan berputar.

Serunya bukan main. Penuh gelak tawa. Penuh kebersamaan. Kalau mereka egois lingkaran itu bubar. Kalah.

Gadget membuat anak individualis. Mainan lama ini membuat anak bekerja sama.

Sekolah yang mengirim grup dolanan ke Elingpiade diwajibkan membawa sarung. Ada 12 permainan yang menggunakan sarung. Salah satunya tidak pernah saya lakukan di masa kecil: sarung sebagai kapal. Dengan sarung itu mereka seolah sedang di atas sebuah kapal. Lalu berlomba mencapai finis dengan berjalan seolah sedang terayun ombak. Mungkin ini asalnya dari anak-anak di daerah pesisir. Saya dari pedalaman. Kali pertama melihat laut setelah tamat Aliyah (SMA). Sekali melihat langsung mengarunginya: merantau ke Samarinda.

Lalu Elingpiade ini mengingatkan saya ke '''' tadi. Nama permainannya estafet kodok. Sudah 60 tahun saya tidak melihat permainan ini.

Lihat juga video 'Heboh, Bayi Diduga Hasil Hubungan Gelap Ditemukan Warga Kota Pasuruan di Saluran Irigasi Sawah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO