Yang Unik di Maroko, Makan Kuskus dan Tojin Panas Langsung Dingin, Lho?

Yang Unik di Maroko, Makan Kuskus dan Tojin Panas Langsung Dingin, Lho? Couscous atau kuskus, makanan khas Maroko dan negara-negara Timur Tengah di benua Afrika. Coucous dalam foto ini di Restaurant Cafe Maure, Casablanca, Maroko, Sabtu (14/1/2023)Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE

Kiai Asep dan rombongan kesulitan mencari tempat. Karena memang full. Namun setelah menunggu beberapa menit pelayan restoran mempersilakan Kiai Asep dan rombongan ke ruangan di pojok.

Para pelayan resto itu dengan sigap melayani. Sebagian orang kulit hitam. Semua pesan couscous. Hanya minumannya yang berbeda.

Couscous memang makanan khas Maroko. “Nasinya kayak dari beras menir ya,” kata Bu Nyai Alif Fadhilah. Berasnya memang kecil-kecil dan bulat-bulat.

Penelusuran BANGSAONLINE, kuskus memang terbuat dari butiran gandum semonila. Kuskus tak hanya terkenal di negara-negara benua Afrika tapi juga sangat populer di Sahel, Prancis, Sisilia barat di provinsi Trapani di Italia, dan sebagian di Timur Tengah.

Couscous penuh sayur yang dimasak dengan bumbu beraroma rempah-rempah. Di dalamnya ada daging. Tergantung permintaan. Daging sapi, kambing, atau ayam.

Porsinya? Masyaallah. Sangat besar. “Ini porsi orang Maroko yang makanannya memang banyak. Kalau untuk orang Indonesia satu porsi bisa untuk 3 orang,” kata Fadly Usman sembari tertawa. Tapi kuskus yang dimakan Pak Fadly ya hampir habis.

Hanya saja, semua restoran atau rumah makan di Maroko menjual kuskus pada hari Jumat saja. Diluar Jumat tak ada yang jual kuskus.

Kenapa? "Ya tradisi orang Maroko memang seperti itu," tutur Yogi. 

Pada malam harinya, Kiai Asep mengajak makan tagine atau . Sebagian menyebut tojin. Ini juga kuliner khas Maroko. Yang juga populer di negara-negara benua Afrika.

Tajin terbuat dari kentang yang dimasak dengan minyak zaitun. Di dalamnya juga ada daging. Ada kalanya daging ayam, kambing atau sapi.

Tajin diwadahi cobek yang terbuat dari tanah liat. Lalu dibakar dengan arang. Jadi cara memasaknya sangat tradisional. Maka wajar jika aromanya khas, alami, earthy dan rasanya sangat enak. Bahkan tampilannya saja sudah merangsang selera.

Tajin disajikan dengan roti gandum yang bentuknya bulat-bulat. "Kalau tradisi orang Maroko, dagingnya tak boleh disentuh sebelum dipersilakan atau kentangnya belum habis," kata Yogi. 

Tapi rombongan Kiai Asep suka-suka. Ada yang makan kentangnya dulu. Tapi ada yang langsung makan dagingnya. Karena memang tidak dalam bertamu ke orang Maroko,

Baik kuskus maupun disajikan dalam keadaan panas. Bahkan sangat panas. Saking panasnya asapnya mengepul. Tapi hanya sekejap. Karena suhu di Maroko sangat dingin. Mencapai 12 derajat.

Maka begitu disajikan harus cepat-cepat disantap! (M Mas’ud Adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO