Demi Jatim dan Indonesia, Kiai Asep Pimpin Istighatsah Vaksin Merah Putih

Demi Jatim dan Indonesia, Kiai Asep Pimpin Istighatsah Vaksin Merah Putih Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si (kiri), dan Prof Dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa (tengah), saat berdoa usai istighatsah di PP Amanatul Ummah Jl Siwalankerto Utara Surabaya, Selasa (16/8/2022) tadi malam. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. tampak tak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika proses uji klinik fase ke-3 Vaksin Merah Putih rampung. Kiai Asep yang sejak awal pandemi covid menginginkan bangsa Indonesia melahirkan vaksin sendiri yang halal tampak tak sabar.

Ia ingin Vaksin Merah Putih hasil kerja sama Uiversitas Airlangga (Unair) dan Surabaya itu segera mendapat izin BPPOM dan pemerintah sehingga bisa di-launching ke tengah-tengah rakyat Indonesia dan dunia internasional.

Karena itu, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu memimpin agar Vaksin Merah Putih lancar dan sukses.

“Ini demi Jawa Timur dan Indonesia,” tegas Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com seusai memimpin di kediaman Ning Imah, istri Gus Muhib, salah satu putrinya di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Selasa (16/8/2022) malam.

(Para kiai menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Waton dalam acara Tasyakuran Malam 17 Agustus dan Lailatul Ijtima di PP Amanatul Ummah Jl Siwalankerto Utara Surabaya, Selasa (16/8/2022) tadi malam. Foto: M. MAS'UD ADNAN/ BANGSAONLINE.com)

Acara yang berlangsung usai salat maghrib itu dihadiri para srikandi Vaksin Merah Putih. Yaitu Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si, Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair, dan Prof. Dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.K.K., Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Selain dua guru besar itu, juga hadir ratusan kiai dan nyai dari seluruh Jawa Timur. Acara itu memang berbarengan dengan Tasyakuran Malam 17 Agustus dan Lailatul Ijtima’ yang program utamanya doa bersama, pengajian Aswaja dan Kitab Al Hikam, karya Hujjatul Islam Al-Ghazali. Kiai Asep tiap pertengahan bulan rutin menggelar Lailatul Ijtima’, ritual khas Nadhlatul Ulama (NU).

Menurut Kiai Asep, Vaksin Merah Putih bukan saja akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, tapi juga akan membuat citra Indonesia berkibar di dunia internasional. Sebab inilah salah satu karya anak bangsa yang patut dibanggakan di tingkat dunia.

“Karena itu saya berharap pemerintah mendukung penuh jerih payah, kreativitas, dan perjuangan anak bangsa ini,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang telah mendirikan 514 pengurus cabang (kabupaten/kota), 34 pengurus wilayah (provinsi) dan 10.000 lebih tingkat ranting di seluruh Indonesia.

Meski demikian Kiai Asep menyadari bahwa vaksin di Indonesia bersentuhan dengan banyak kepentingan, terutama dari segi bisnis. Bahkan, tegas Kiai Asep, tak semua pejabat tinggi punya komitmen kuat terhadap kemajuan Indonesia.

Namun Kiai Asep tetap tegar dan penuh semangat. “Saya akan terus bantu demi cita-cita luhur kemerdekaan, untuk Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera, ” kata Putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu.

“Ini demi izzul Islam wal muslimin dan kejayaan Bangsa Indonesia,” tambahnya.

Ulama yang populer sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu memang selalu berpikir tentang kejayaan Islam dan bangsa Indonesia. Tingginya semangat nasionalisme Kiai Asep itu tipikal ulama NU yang dikenal punya pemahaman keislaman moderat dan luas.

(Para kiai yang hadir dalam acara Tasyakuran Malam 17 Agustus dan Lailatul Ijtima, Selasa (16/8/2022) tadi malam. Foto: M. MAS'UD ADNAN/ BANGSAONLINE.com)

dan berterima kasih kepada Kiai Asep yang peduli bahkan banyak membantu. mengungkapkan bahwa ia bersama tim sempat stres ketika awal proses uji klinik fase ke-3, terutama karena kesulitan relawan. Bahkan ketika sowan ke Kiai Asep kali pertama, ia sebenarnya dalam kondisi stres.

Namun setelah didoakan Kiai Asep ternyata langkahnya terasa ringan. “Relawan mengalir seperti air,” kata guru besar berjilbab itu.

Pernyataan senada juga disampaikan . Ia mengaku banyak terbantu oleh kepedulian Kiai Asep. Karena itu guru besar berkulit putih bersih itu tak henti-hentinya berterima kasih kepada Kiai Asep.

Acara itu kemudian ditutup dengan doa yang juga dipimpin Kiai Asep. Doa Kiai Asep selalu khas, berbahasa Indonesia. Tujuannya agar yang mengamini juga bisa meresapi doa-doa yang dipanjatkan.

Doanya juga bernunasa nasionalisme. Yaitu terkabulnya hajat-hajat pribadi, keluarga, santri, wali santri, lembaga pendidikan, umat Islam dan bangsa Indonesia. Bahkan Kiai Asep juga memanjatkan doa agar Indonesia segera mampu membayar hutang-hutangnya. Suatu doa bernuansa nasionalisme sangat tinggi. (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO