Surat Kuasa Dicabut, Deolipa Mau Gelar Konser Musik untuk Yosua: Full Senyum Sayang

Surat Kuasa Dicabut, Deolipa Mau Gelar Konser Musik untuk Yosua: Full Senyum Sayang Dahlan Iskan. Foto: berita9.net

Deolipa pun merasa tugas itu tugas Merah Putih. Pemberi tugas pun resmi –saya lupa menanyakan apakah ada suratnya.

Maka ketika kuasa itu dicabut, Deolipa terlihat sewot. Ia pun terpikir mempersoalkan fee. Ia merasa berhak meminta fee sebagai pengacara Bharada E. Sejak surat kuasa ditandatangani sampai dicabutnya. "Saya akan menuntut fee Rp 15 triliun," ujarnya pada media. Menuntut siapa? "Negara. Bagi negara Rp 15 triliun kan kecil," katanya.

Untuk apa uang sebanyak itu?

“Ya kan bisa untuk foya-foya," kata Deolipa.

Kelihatannya seperti jenaka tapi Deolipa serius –dalam arti ada apa surat kuasa dicabut. Sepertinya ada yang menginginkannya dicabut. Surat pencabutan itu diketik, bukan tulisan tangan. Berarti ada yang membuatkan. Juga tanpa alasan apa pun –meski pencabutan surat kuasa tidak harus pakai alasan.

Memang memberi dan mencabut surat kuasa hak sepenuhnya klien. Dalam hal ini Bharada E. Itu Deolipa juga paham. Tapi tetap ada pertanyaan ''mengapa dan ada apa''.

Deolipa SH, SPsi, alumnus Universitas Indonesia. Sekaligus sarjana hukum dan sarjana psikologi. Ia aktivis sejak di almamater. Ia tokoh aktivis 1998 –hanya saja tidak termasuk yang diculik Tim Mawar. Ia juga ikut mendirikan KB-UI –Keluarga Besar Universitas Indonesia– yang sangat kritis itu.

Ia keturunan Jombang tapi lahir di Jakarta. Di kompleks TNI AL. Karena itu ia masuk SMAN 52 Jakarta. Kampung asli ayahnya dekat Tebuireng, Jombang, dan keluarganya menjalin hubungan dekat dengan pondok ''Bintang Sembilan'' NU itu. Bahkan kakeknya termasuk salah satu pendiri pondok Bintang Sembilan lainnya: Lirboyo, Kediri.

"Saya ini keturunan Islam," katanya.

Bahwa namanya Deolipa itu terkait dengan hari kelahirannya: Desember-rebO-Legi-Pagi. "Lihatlah kalender lama. Tanggal 13 Desember 1972 pasti Rebo Legi," ujarnya.

Saya pilih percaya saja. Saya tidak punya kalender lama. Mau bertanya ke Google saya ragu: apakah software Amerika punya kepercayaan pada Pon-Wage-Kliwon.

Saya belum pernah bertemu dengannya. Tapi ia bisa bercerita dalam sekali soal jerohan kepolisian.

"Jangan-jangan Anda ini pernah aktif di kepolisian...," tanya saya.

Ia hanya tertawa lebar. "Pokoknya saya ini orang dalam lah," jawabnya.

"Pangkat terakhir Anda apa," tanya saja agak ngawur sambil memancing.

"Pangkat saya seniman," jawabnya.

Saya pun melihat foto status di HP-nya: memangku gitar. Ia gitaris. Punya grup band.

Dan inilah acara Deolipa berikutnya: konser musik. Yakni untuk mengenang Brigadir . Senin minggu depan. Di Bidakara, Jakarta. Ia sendiri penyelenggaranya: Deolipa Project Band dan Law Office.

Saya hanya bisa usul kecil-kecilan: agar lagu satu ini ikut dinyanyikan. Inilah salah satu lagu yang belakangan suka dinyanyikan : Full Senyum Sayang.

Di samping menonton konser tetaplah memperhatikan siapa pengacara Bhadara E berikutnya. Lalu ke mana orientasinya.

Cukup. Baiknya Anda jangan tebak dulu ke mana arah perkembangannya. Kecuali Anda sudah dewasa. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO