BrangWetan Gelar Workshop Penguatan dan Pengembangan Mata Pelajaran Berbasis Toleransi

BrangWetan Gelar Workshop Penguatan dan Pengembangan Mata Pelajaran Berbasis Toleransi Suasana workshop yang digelar BrangWetan. Foto: Ist

Tujuan Asesmen Diagnostik Non Kognitif adalah mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, mengetahui aktivitas selama belajar di rumah dan mengetahui londisi keluarga siswa. Selain itu untuk mengetahui latar belakang pergaulan siswa, gaya belajar, karakter, minat siswa, cara pandang siswa dan mengetahui sikap menghargai perbedaan, toleran, budaya, dan lain lain.

Netti mengingatkan sebetulnya hal-hal di atas menjadi tugas Guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang dilakukan melalui psikotest. Sayang sekali kalau hal itu tidak diketahui oleh para guru.

“Biaya Psikotest itu mahal lho, eman-eman kalau guru tidak tahu hasilnya sehingga tidak bisa mengambil sikap ketika mengajar,” kata Netti.

Sedangkan Asesmen Diagniostik Kognitif bertujuan mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa dan memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.

Workshop hari pertama ini berlangsung siang hingga malam hari. Sedangkan hari kedua workshop, Rabu (25/5/2022), diisi narasumber dari Tim LPPM UIN Sunan Ampel, yakni Prof Dr Rubaidi, Dr Hernik Ferisia, dan M. Amin Hasan, Mpd. (sta/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO