Orang Tua Sakit Parah, Khawatir Meninggal, Bagaimana Puasanya? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Orang Tua Sakit Parah, Khawatir Meninggal, Bagaimana Puasanya?

Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: .
Sabtu, 24 April 2021 10:32 WIB

Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.

Waalaikummussalam wr.wb. Seseorang yang jatuh sakit seperti yang bapak tanyakan itu boleh tidak berpuasa pada bulan Ramadan. Kemudian jika dia sudah sembuh dan memungkinkan, ia wajib menqada di hari-hari di luar Ramadan sesuai bilangan hari ia tidak berpuasa. Hal ini berdasarkan firman Allah:

“Maka barang siapa di antara Anda ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka ia wajib berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain......” (Qs. al-Baqarah [2]: 184) Sedang jika menurut advice dokter, ia tidak akan mampu lagi untuk berpuasa di luar Ramadan., maka ia wajib membayar fidiah dengan nilai 1 hari tidak berpuasa sama dengan memberi makan sehari bagi satu orang miskin. Nilai wajar saat ini kira-kira Rp. 25.000 – Rp 30.000/hari.

Jika alasan sakit tersebut sudah ditebus dengan fidiah, maka ia tak perlu qada. Ketentuan hukum berdasarkan firman Allah: “...dan diwajibkan bagi orang-orang yang tidak mampu berpuasa untuk memberi membayar fidiah berupa makanan kepada orang miskin...” (Qs. al-Baqarah [2] : 183)

Jika ia keburu meninggal sebelum sempat qada dan juga belum membayar fidiah, maka ahli warisnya memilih antara wajib menqada atau membayar fidiah. Ini berdasarkan hadis Nabi: “Barang siapa meninggal dengan membawa tanggungan kewajiban puasa maka walinya (ahli warisnya) wajib qada puasanya”. (Hr. Bukhari). Qada itu setara dengan fidiah, maka dipilih salah satunya, tidak wajib kedua-duanya. Semoga kita diberi kekuatan untuk dapat melaksanakan syariat Allah. Wallahu a’lam. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video