Pesona Edelweiss Jawa, si Bunga Abadi yang Tumbuh di Puncak Kelud
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Muji Harjita
Minggu, 11 April 2021 07:12 WIB
Bunga ini memang dilarang untuk dipetik. Para pengunjung yang mencoba memetik, bisa dikenakan sanksi berat. Pengunjung hanya bisa memandangi keindahan bunga yang konon sudah ditemukan sejak 200 tahun lalu itu.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 Ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya masih mengatur larangan memetik edelweiss. Tujuan larangan memetik bunga edelweiss itu sangat jelas, yaitu untuk menjaga ekosistem lingkungan pergunungan yang masuk dalam kawasan konservasi.
Bunga yang ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada 1819 di Lereng Gunung Gede Jawa Barat ini, juga dijuluki si bunga abadi. Menurut sumber, bunga ini disebut bunga abadi karena memiliki waktu mekar yang lama, hingga 10 tahun. Oleh karena itu disebut bunga abadi. Hormon etilen yang ada pada bunga edelweis, bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama.
Bunga-bunganya, biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus. Sehingga waktu sangat pas, ketika wisata Gunung Kelud diuji coba buka untuk umum pada bulan April ini. Bulan di mana si bunga abadi sedang memperlihatkan pesonanya, sehingga pengunjung bisa menikmati keindahannya dan bisa sekadar menyapa. (uji/zar)