Tafsir Al-Kahfi 46: Al-Baqiyat Al-Shalihat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 46: Al-Baqiyat Al-Shalihat

Editor: Redaksi
Senin, 28 Desember 2020 13:13 WIB

Ilustrasi guru sedang mengajar mengaji. foto: Taufiq/ Masalembo.com

Sektor amal perbuatan seperti mewakafkan sebagian harta lillahi ta'ala, membuat sumur, saluran air, irigasi untuk semua kebutuhan makhluk. Selain itu bisa membuat jalan, jembatan, menanam pohon, penghijauan, sungguh amal-amal mulia, yang bukan hanya manusia saja yang menikmati, jin dan binatang melata dan jasad renik pun mengucapkan terima kasih.

Sektor ucapan, ada al-baqiyat al-shalihat yang "qashirah", kebajikannya bersifat pribadi, untuk diri sendiri dan ada yang "muta'addiyah", kebajikannya dinikmati pula oleh orang lain.

Al-qashirah berupa kalimah-kalimah thayyibah apa saja. Semisal Subhan Allah, wa al-hamd li Allah, wa la ilah illa Allah, wa Allah akbar, wa la haul wa la quwwah illa bi Allah al-'aliy al-'adhim. Pewirid kalimah ini tercatat sebagai orang shalih spiritual, tetapi hanya untuk diri sendiri.

Sedangkan al-muta'addiyah seperti mendidik, mengajarkan ilmu, dan pengetahuan, membimbing membaca al-qur'an, melatih kerja, keterampilan, dan sebagainya, maka kebagusannya bisa dinikmati orang lain. Inilah yang disebut ilmu manfaat, kebajikannya terus berjalan menambah pundi-pundi pahala.

Bila harus dipilah secara tegas dan mudah, maka ladang itu ada dua. Ada ladang dunia, yaitu harta dan anak keturunan dan ada ladang akhirat, yaitu al-baqiyat al-shalihat. Kadang ada orang yang punya keduanya: ladang dunia dan ladang akhirat dan itu hebat. Kadang punya sebagian dan sebagian. Yang dihindari adalah jangan sampai tidak punya ladang akhirat.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video