Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fira’an Ngaku Tuhan, Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri

Editor: MMA
Kamis, 07 Maret 2024 14:22 WIB

Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'i. Foto: NUO

Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie

Rubrik ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.

Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Anbiya': 41-43. Selamat mengaji serial tafsir yang banyak diminati pembaca.

MERINDUKAN TUHAN

AL-ANBIYA’: 48-50

TAFSIR

Ayat sebelumnya bertutur tentang penyeaalan orang-orang kafir yang durhaka dan sama sekali tidak mengindahkan seruan agama. Justru mereka malah membelakangi, menghina, dan memusuhi.

Andai saja mereka mau membuka hatinya barang sedikit, niscaya mereka akan menyesal, apalagi kelak setelah melihat sendiri siksa neraka yang bakal menimpa.

Kemudian, pada ayat kaji ini Tuhan mengangkat sosok Nabi Musa A.S. dan A.S. yang dianugerahi al-Furqan, dliya’ dan dzikr sebagai pengimbangan terhadap Rasulullah SAW yang dianugerahi kitab suci al-Qura’an. Semuanya, baik Nabi Musa, Harun, dan Rasulullah SAW diingkari oleh kaumnya sendiri.

“Waladaq ataina Musa wa Harun al-furqan WA dliya’ wa Dzikra..”. Abdullah ibn Abbas dan Ikrimah R.A. membaca tanpa huruf “waw” sebelum kata “dliya’”, jadinya: “Waladaq ataina Musa wa Harun al-furqan Dliya’a wa dzikra..”.

Jika qira’ah pakai “waw” seperti qira’ah al-jumhur, maka ada tiga perkara yang dianugerahkan kepada Musa dan Harun, yakni: al-Furqan, Dliya’ dan Dzikr. Al-Furqan di sini dimaknai sebagai kemenangan. Kemenangan Musa menumpas tirani Fir’aun yang sekaligus membuka kejelasan, membedakan mana ajaran yang benar dan mana yang salah.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video