Tafsir Al-Kahfi 13-14: Dalil Berdiri Ketika Sumpah Setia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 13-14: Dalil Berdiri Ketika Sumpah Setia

Editor: Redaksi
Minggu, 10 Mei 2020 00:14 WIB

Ilustrasi upacara bendera.

Pada awal gelagat mereka tercium penguasa, mereka disiksa ringan sebagai shock therapy. Subhanallah, anjing mereka yang setia mengikuti, setelah mengetahui sang majikan disiksa, anjing yang bernama Qitmir itu menengadahkan tangan ke langit meprotes dan berdoa, "Wahai penguasa, mengapa kamu menyiksa kami, ya Tuhan beri kebijakanMU.. dan seterusnya.".

Mendengar anjingnya bisa bicara, mereka sadar bahwa itu tanda kebesaran Allah, tanda restu dari-Nya. Anjing saja membela keimanan. Maka makin bertambah kuat keimanan mereka. Itulah makna "wa zidnahum huda" versi al-imam al-Suddy.

"idz qamu faqalu" Serempak mereka berdiri dan bersumpah setia. Kapan ini terjadi? Mufassirun berbeda pandangan:

Pertama, itu terjadi ketika para pemuda goa ketemuan pertama kali di pinggiran kota, meski tanpa janjian lebih dahulu. Kemudian terwujudlah kesamaan teologis mereka. Bahwa Tuhan adalah Dzat yang menguasai langit dan bumi, serta tidak akan menyembah yang lain. "Rabbuna rabb al-samawat wa al-ardl lan nad'uw min dunih..".

Kedua, ketika mereka mereka dihadapkan di depan raja dan mengalami penyiksaan ringan. Lalu diberi waktu beberapa hari untuk berpikir, apakah kembali kafir atau tetap beriman dengan risiko nyawa melayang. Lalu berikrar dan memutuskan lari ke goa.

Kira-kira inilah dasarnya, bahwa jika kita melakukan sumpah setia, ikrar perjuangan, tekad bulat, dan sebangsanya, maka budaya kita melakukannya sambil berdiri tegap. Hal itu untuk lebih menampakkan semangat dan kesungguhan.

Lalu, apakah ketika menyanyikan lagu perjuangan atau mars lain dan kita berdiri bahkan ada yang sambil mengepalkan tangan, apakah termasuk berdalil ayat ini? Silakan dan sah-sah saja.

Menyanyikan lagu "Ya lal wathon" sambil duduk santai memang tidak ada dalil yang melarang, tapi you akan diobrak-obrak Banser. Sama halnya jika anda tidak berdiri saat menyanyikan lagu "Indonesia Raya" tanpa alasan yang benar seperti sakit, maka anda bisa berurusan dengan polisi. Meski tidak berdosa, tapi itu tidak bijak, tidak punya kearifan terhadap lingkungan sendiri.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video