Tafsir Al-Isra 86-87: Sekelas Nabi, Diancam Tuhan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 86-87: Sekelas Nabi, Diancam Tuhan

Editor: Redaksi
Jumat, 24 April 2020 14:59 WIB

Ilustrasi.

Terkait makna, bahwa Tuhan mensirnakan kebajikan yang telah dianugerahkan kepada hamba, Abdullah ibn Mas'ud bertutur: "bahwa awal kali agama seseorang dicabut Tuhan adalah al-amanah, kepercayaan, kejujuran. Sedangkan yang paling akhir adalah shalat. Kala itu, al-qur'an yang ada di tengah-tengah kita ini juga tercerabut sirna dan kita tidak memiliki panduan apa-apa".

Seorang laki-laki yang duduk di majlis Ibn Mas'ud itu lantas bertanya: "Bagaimana itu bisa terjadi wahai Aba Abdirrahman? Abu Abd al-Rahman adalah panggilan kun-yah (karan anak) bagi Ibn Mas'ud.

Lalu dia menjawab: "Untuk al-qur'an tetap ada seperti biasa, masih ada al-mushaf, bisa kita baca, masih banyak yang hafal, masih terus kita ajarkan kepada anak cucu kita sampai hari kiamat. Tapi hati kita hampa, sehingga perilaku manusia tidak ubahnya dengan binatang, ...fatushbih al-nas ka al-baha'im". Demi memantapkan tausiahnya, lantas Ibn Mas'ud membaca ayat kaji ini.

Apa sinyalemen Ibn Mas'ud ini berlaku umum bagi semua umat manusia? Jawabnya: tidak. Abdullah ibn Umar R.A. bertutur tentang Nabi Muhammad SAW yang sedang sakit dan kepalanya diperban. Beliau keluar dari rumah dan menemui para sahabat yang sedang berkerumun di masjid sambil menebar senyum.

Lantas naik ke mimbar dan bersabda: "Ya ayyuha al-nas, semua buku catatan apa saja -selain kitab Allah- sungguh berpotensi sirna dan tidak tersisa sedikit pun di lembaran-lembaran, termasuk di hati kita. Sahabat tercengang dan bertanya: "Bagaimana kondisi orang beriman waktu itu, ya Rasulallah?

Nabi menjawab: "Barang siapa yang dikehendaki bagus oleh Tuhan, maka Tuhan akan memantapkan hatinya dengan La ilah illa Allah".

Negeri ini paling ramai pembacaan al-qur'annya, dari taman kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Qur'an, hingga perguruan tinggi al-qur'an, termasuk yang hafal al-qur'an dan marak pula di event-event al-qur'an, seperti MTQ segala tingkatan. Tapi amaliah penduduknya tidak mencerminkan akhlaq qur'any. Negeri ini memang damai dan memang aman, tapi secara umum saja, bukan pada hakikatnya. Pencurian, rampok, jambret, korupsi tetap marak. Apa yang disiyaratkan ayat ini sudah terjadi di negeri ini?.

Pada ayat ini istilah "waki" (tsumma laa tajidu laka bihi ‘alaynaa wakiilaa), ada "rahmah" dan ada "fadlal". Wakil bermaknakan penolong, karena orang yang mewakili sejatinya menolong pekerjaan orang yang diwakili. Tuhan menobatkan Diri sebagai "Wakil", bukan berarti Tuhan sebagai pembantu kita kayak pembantu rumah tangga, melainkan maha dahsyat dari itu.

Tuhan menyelesaikan kebutuhan kita secara totlitas dan hakiki. Tetapi berkisar pada tataran power, sercis, dan infrastruktur saja, bukan tehnik. Tuhan memberi rezeki, kesehatan, dan kekuatan fisik, lalu manusia sebatas ikhtiar dan bukan penentu. Penentu rezeki, kesehatan, dan lain-lain mutlak dari Tuhan.

Rahmah adalah tebaran kebaikan Tuhan, pemberian secara umum kepada semua makhluk tanpa membeda-bedakan, tanpa keterkaitan apa-apa. Pokoknya memberi, ya sekadar memberi saja. Dan memberi itu kewajiban akaliah bagi Tuhan. Jadi yang namanya Tuhan, ya memberi.

Seperti rezeki, sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama, kepatuhan atau ketaqwaan. Tidak berbanding lurus antara ketaqwaan dan kekayaan. Yang bertaqwa tidak mesti lebih kaya ketimbang yang hobi maksiat, atau sebaliknya.

Sedangkan fadlal adalah pemberian Tuhan yang tanpa diminta, tanpa diharapkan, atau diproyeksikan sebelumnya. Rezeki atau keberuntungan yang nomplok begitu saja. Anda sedang santai-santai bersama keluarga, lalu ada tamu datang memberi makanan, jajan, parcel, dan sebagainya. Rezeki macam itu namanya fadlal atau anugerah. Dan fadlal ini, porsinya sangat besar. "inna fadhlahu kaana ‘alayka kabiiraan".   

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video