Bupati Gresik Gelar Drama Kolosal Peringati Hari Pahlawan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bupati Gresik Gelar Drama Kolosal Peringati Hari Pahlawan

Editor: Yudi Arianto
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Minggu, 10 November 2019 18:53 WIB

Bupati Sambari bersama Wabup Qosim dan para Kepala OPD saat memerankan drama kolosal Hari Pahlawan. foto: ist

"Saudara-saudara, jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka. Kita tunjukkan bahwa kita orang-orang yang benar-benar ingin merdeka. Sikap kita, lebih baik hancur dari pada kita dijajah," teriak bupati memerankan tokoh Bung Tomo.

Sedangkan wabup yang memerankan KH Hasyim Asy'ari menyampaikan resolusi jihadnya. "Bismillahirrohmanirohim, hukum mempertahankan kemerdekaan dan membela tanah air bagi kita umat Islam adalah jihad fisabilillah. Niatkan lah menegakkan agama dan membela negara. Kalau kalian mati, Insya Allah akan syahid dan masuk surga," ungkapnya.

Atas keprihatinan dan semangat Bung Tomo tersebut, pemuda Surabaya ngamuk. Suasana Surabaya pun akhirnya panas. Terjadi pertempuran selama tiga hari antara Brigade 49 dengan pejuang republik dari berbagai elemen.

Demi mengupayakan perdamaian mereka melakukan pawai bermobil di Surabaya, pada 30 Oktober 1945, rakyat di muka Gedung Internatio yang semula sudah tampak tenang, timbul amarahnya dengan beratus-ratus mengejar iring-iringan dan menutupi jalan hingga terpaksa rombongan berhenti.

Mallaby sudah berada di luar mobil yang ditumpangi, sedang pistolnya dirampas rakyat yang mengerumuninya. Rakyat yang sudah panas tak tahu siapa Mallaby. Di sanalah Brigjen Aubertin Walter Sothern (AWS) Mallaby tewas.

Drama Kolosal yang dimainkan sangat bagus oleh Bupati dan Pejabat diakui oleh sang Sutradara Bambang Hermanto. 

"Sangat bagus, saya tidak mengira bisa lancar dan bagus. Padahal tidak pernah latihan dan hanya sekali ketemu saat gladi bersih kemarin. Saat gladi bersih saja saya agak was-was. Selain banyak pemain yang gak hadir juga terkesan asal-asalan. Namun saat melihat pementasan barusan saya puas. Semuanya berjalan sesuai skenario," katanya.

Menurut Bambang, menggarap pementasan yang pemainnya para pejabat yang sibuk tidak mudah, karena tidak adanya kesempaan latihan. "Kami hanya memberikan plot cerita secara tertulis sekaligus meminta untuk menyiapkan propertynya. Ternyata mereka juga sukses. Bahkan saya melihat ada beberapa dialog di luar skenario, tapi tampak pas dan cerdas. Improvisasinya bagus," pungkasnya. (hud/ian)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video