Studi Banding ke Yogyakarta, KWG dan DPRD Gresik Sepakat Kawal Tata Kelola Bandar Grisse | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Studi Banding ke Yogyakarta, KWG dan DPRD Gresik Sepakat Kawal Tata Kelola Bandar Grisse

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Syuhud
Jumat, 17 Maret 2023 18:57 WIB

Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim, saat memberikan sambutan tujuan stuba. Foto: SYUHUD/BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Komunitas Wartawan (KWG) bersama dewan menggelar studi banding di Yogyakarta, Jumat (17/3/2023). Kegiatan ini menghasilkan banyak ilmu dari Pemerintah Yogyakarta terkait tata kelola dan pengembangan wisata heritage (budaya).

Dari hasil agenda tersebut, KWG dan DPRD sepakat untuk mengawal tata kelola dan pengembangan . Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah pejabat, yakni Wakil Ketua DPRD , Ahmad Nurhamim bersama Anggota Komisi II, Sholihuddin dan Suberi bersama Sekwan DPRD , Mokh Najikh.

Kemudian, juga ada Kepala Budang Ekonimi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, Hufan Nur Dhianto. Sementara itu, rombongan dari Kota Pudak diterima langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti beserta jajaran.

Para pemangku kebijakan ini lalu mengadakan diskusi soal tatakelola cagar budaya di Yogyakarta. Juga, dilakukan sesi dialog dan tanya jawab, di Silol Cafe. Ahmad mengatakan, keberadaan di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan , Kabupaten , diyakini bisa mendongkrak pariwisata dan pekonomian.

Untuk itu, kata ia, DPRD akan mengkaji pengembangan wisata berbasis budaya di . Sebelum itu, penataan parkir dan PKL juga akan diperhatikan.

" punya kawasan istimewa yang menawarkan integrasi antar etnis di satu lingkungan terintegerasi, sehingga bisa dimanfaatkan seperti di kawasan Malioboro Yogyakarta," ucap Ahmad Nurhamim saat dialog.

Menurut ia, keberagaman masyarakat di wilayah itu memang bisa jadi contoh, sehingga tak salah pemerintah pusat menggelontorkan anggaran Rp 47 miliar dari Kementerian PUPR untuk penataan kawasan.

"Nah kami ini belajar ke Yogyakarta, ingin mencontoh kawasan Malioboro yang menjadi primadona. Kami kaji bagaimana tatakelolanya," terangnya.

Ia menyampaikan, kawasan Malioboro dan memiliki kesamaan. Di antaranya, terdapat histori. Dahulu di Jalan Basuki Rahmat merupakan kawasan kepelabuhanan (syahbandar) yang terkenal.

"Saya kira ada kesamaan. Sehingga, kami tidak rugi belajar kesini, satu sama-sama ada prespektif ekonomi, histori. Nanti hasil diskusi ini akan kami adopsi, sehingga studi komparasi ini ada hasil," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyampaikan, kawasan Malioboro sudah ada sejak lama, tahun 1940. Namun, dalam perkembangannya terdapat inovasi dalam pengelolaannya.

"Yang terbaru, kawasan PKL dulunya berada di sekitar trotoar kini kami buatkan tempat khusus dan ada sentranya. Meski awalnya sangat sulit dan ada pro kontra namun kami berhasil melakukan. Kami butuh waktu setahun untuk itu," ucapnya.

Diungkapkan dia, pengelolaan Malioboro di bawah UPT Pengelolaan Cagar Budaya. Unit pelaksana tugas itu mempunyai wewenang dan tanggungjawab penuh.

"Seperti pengaturan PKL, pedagang, pengamen, bahkan soal kebersihan dan keamanan dan pekerja kreatif lainya. Kami terus mengawasi, sehingga bisa terkontrol. aktivitas seperti pengamen itu izin ke UPT," tuturnya.

Ke depan, tambah Yetti diharapkan, ada kolaborasi yang dilakukan Pemkan dan Pemkot Yogyakarta. Hal ini penting untuk menghasilkan ide dan gagasan baru dalam membangun pariwisata budaya.

"Tentu kami senang jika bisa kolaborasi bersama. Kami siap datang ke untuk sama-sama belajar. Yogyakarta dan ada kesamaan, semoga ada kesamaan kesana," tutupnya.

Ketua KWG, Miftahul Arif menambahkan, selain berperan dalam mempromosikan keberhasilan daerah, KWG juga berkomitmen kolaborasi dengan pemerintah baik eksekusi maupun legislatif.

"Seperti kegiatan kali ini, kami membuat program studi banding yang diharapkan ada manfaatnya untuk pengembangan pariwisata di ," katanya.

Ia menyatakan, kawasan yang kebetulan di depan Sekretaiat KWG harus dimanfaatkan maksimal untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.

"Kami harapkan, nantinya bisa seperti Malioboro," tutupnya. (hud/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video