Jaga Ekosistem Mangrove, Gubernur Khofifah: Kuatkan Sinergi Hulu Hilir | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Jaga Ekosistem Mangrove, Gubernur Khofifah: Kuatkan Sinergi Hulu Hilir

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Minggu, 29 Januari 2023 21:42 WIB

Gubernur Khofifah saat mengikuti Festival Mangrove di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi, Sidoarjo.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gubernur terus memasifkan upaya penguatan eksosistem di sejumlah wilayah. Kali ini, upaya itu kembali dilakukan melalui Festival Mangrove Jawa Timur Ke-III di Wisata Bahari Tlocor dan , Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Minggu (29/1/2023).

atau akronim dari Lumpur Sidoarjo merupakan daratan yang terbentuk akibat endapan lumpur pada muara , dan telah ditumbuhi beraneka jenis serta tanaman hutan lainnya dengan kerapatan rendah hingga tinggi.

Didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marvest Nani Hendiarti dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, memimpin langsung penanaman 1.000 bibit dan bibit pohon produktif. Serta pelepasliaran burung air dan biota air berupa ikan dan udang sejumlah 23 ribu ekor di perairan Sidoarjo.

Ia mengatakan bahwa Festival Mangrove merupakan salah satu upaya untuk membangun sinergi hulu hilir yang lebih luas dalam menjaga ekosistem . Hal ini karena ekosistem telah memberikan kemanfaatan baik dari sisi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir.

"Pada dasarnya kalau hanya nandur kita hampir dua minggu sekali melakukan itu. Rata-rata pantai di Jawa Timur sudah pernah kita datangi untuk nandur . Tapi di Festival Mangrove ini ada upaya hulu hilir secara integratif yang kita lakukan untuk menjaga eksosistemnya," paparnya.

Dalam Festival Mangrove, kata , tidak hanya penanaman tapi juga pelepasliaran burung dan biota laut sesuai habitat pantai setempat. Serta penanaman pohon produktif seperti cemara udang dan juga pameran produk hilirisasi dari seperti batik ataupun makanan berbahan dasar .

"Jadi sebenarnya festival ini kita berbicara soal ekosistemnya, bukan hanya -nya saja. Ekosistem itu ada ikan, kepiting, udang, cemara udang sampai dengan end product-nya. Jadi hilirisasi yakni apa yang bisa diberikan penguatan aspek sosial ekonomi. Maka hal ini terintegrasi dari sangat banyak sektor itulah kita sebut festival ," ungkapnya.

Menurut dia, banyak jenis hilirisasi yang sudah tumbuh dan berkembang menjadi produk-produk UMKM, bahkan ada yang sudah go international, seperti produk UMKM berupa kerajinan dari yang menjadi salah satu cenderamata saat gelaran KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu. Ada pula batik yang menggunakan pewarna alam dari , kue-kue berbahan dasar tepung , serta produk makanan hasil lainnya seperti sirup.

"Jadi ini sebetulnya punya dampak ekonomi yang bagus sekali selain juga dampak ekologi untuk lingkungan. Karena kita berharap bahwa ini akan menjadi penahan abrasi. Selain kita juga tadi menanam cemara udang. Dalam banyak referensi cemara udang itu bisa memiliki ketahanan hidup sampai 500 tahun. Jadi kalau menahan abrasi yang kuat selain adalah cemara udang," tuturnya.

“Apalagi ditinjau dari sisi fisik, biologi, ekonomi maupun sosial. Manfaat hutan antara lain menahan abrasi pantai, habitat biota laut, menahan angin, menahan infiltrasi air laut, ecotourism serta menyerap dan menyimpan karbon 4 sampai dengan 5 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan tropis di daratan,” imbuhnya.

Ia menyebut, upaya menjaga ekosistem ini juga menjadi bagian dari menjaga daya dukung alam dan lingkungan. Hal ini penting mengingat saat ini banyak negara di dunia mengalami perubahan iklim global. Serta beberapa waktu belakangan terjadi cuaca ekstrem atau bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.

"Oleh karena itu Mari kita membangun daya dukung dan keseimbangan alam dengan nandur, nandur dan nandur. Kalau kita menanam dan tanaman itu bisa tumbuh subur, maka kita juga nandur kehidupan melalui sedekah oksigen. Bayangkan kalau makin banyak yang kita tanam dan mereka memanfaatkan dari apa yang sudah kita tanam, Insyaallah ini akan jadi amal jariyah kita semua,” katanya.

Jawa Timur memiliki kawasan terluas se-Pulau Jawa sebesar 27.221 Ha atau 48 persen dari kawasan di Pulau Jawa. Tercatat dari Tahun 2020-2022 telah dilaksanakan penanaman di pesisir Jawa Timur melalui dana APBD, APBN, dan penanaman Gubernur bersama para pihak seluas 1.516,57 Ha atau sejumlah 5.662.418 batang bibit .

Sebelumnya, telah diselenggarakan Festival Mangrove ke-I Bulan Agustus 2022 di Kabupaten Pasuruan dan Festival Mangrove ke-II Bulan Desember 2022 di Kabupaten Sampang. (dev/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video