Lantik Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Khofifah Harap Bisa Bantu Percepat Peningkatan IPM
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Senin, 10 Januari 2022 21:13 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik Dra. Maria Ernawati, M.M. sebagai Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur (Jatim), di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (10/1).
Pelantikan ini berdasarkan SK Kepala BKKBN nomor 39/KP.05.01/PEG/2021 tanggal 20 Desember 2021. Maria Ernawati secara resmi menggantikan Sukaryo Teguh Santoso, Kaper BKKBN Jatim sebelumnya, yang kini menjabat sebagai Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Pusat.
BACA JUGA:
Percepat Target Indonesia Emas, Khofifah Ajak PMII Bangun Konsolidasi Internal dan Eksternal
Sinergi Turunkan Stunting, Pj Wali Kota Mojokerto dan Jajaran Kompak Salurkan Bantuan di Hari Otoda
Hari Buku Internasional, Khofifah Ajak Warga Jatim Rasakan Manfaat dari Aktif Baca Buku
Viral Pertunangan Balita di Sampang, BKKBN Jatim Turun Tangan, Berikut Kisah Sebenarnya
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah meminta kepada Kaper BKKBN Jatim yang baru dilantik untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui intervensi pada permasalahan stunting, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Sebab, tiga hal tersebut menjadi salah satu ujung tombak dalam pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.
“Bersama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, saya harap BKKBN dapat memberikan kontribusi lebih signifikan lagi dalam mempercepat peningkatan IPM di Jatim, menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, perkawinan anak di Jatim dan pencapaian target penurunan stunting sesuai target nasional ke angka 14 persen di tahun 2024,” pintanya.
Menurutnya, peran BKKBN dalam percepatan penurunan stunting melalui pembentukan tim pendamping keluarga sangat fundamental. BKKBN Jatim bisa memberikan dukungan pada layanan intervensi spesifik maupun sebagai penanggung jawab dalam layanan intervensi sensitif.
“Kami harap BKKBN Jatim dapat melakukan pendekatan multi sektoral yang terintegrasi untuk penanganan penurunan stunting, baik bersama dengan TP PKK, tenaga kesehatan, dan instansi terkait lainnya. BKKBN bisa bersinergi dalam mengidentifikasi dan mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting agar mendapatkan penanganan yang tepat,” ujar Khofifah.