Rumah Pemilik Al-Qur'an Raksasa Di Police Line, Al-Qur'an Diamankan

Rumah Pemilik Al-Qur Takut kericuhan dengan temuan Al-Quran raksasa, rumah Ustadz Anang Asriyanto di Dusun Glagah RT 12 RW 03 Desa Glagah Harum di police line. Nanang Ichwan/BangsaOnline

SIDOARJO (BangsaOnline) - Ribuan orang penasaran setelah mendengar kabar temuan Al-Quran raksasa dirumah Ustadz Anang Asriyanto (38) yang terletak Dusun Glagah RT 12 RW 03 Desa Glagah Harum Kecamatan Porong. Untuk itu, mereka berbondong-bondong mendatangi kesana, Selasa (13/1).

“Saya penasaran dengan keaslian Al-Quran raksasa yang katanya di temukan setelah mendengar dan membaca dari berbagai media massa,” kata Achmad Saifudin Zuhri (26) yang mengaku dari Kecamatan Krian datang untuk melihat dari dekat kondisi Alquran raksasa tersebut. Jika dilihat, lanjut Achmad Saifudin Zuhri, Alquran tersebut memang asli.

“Kalau penemuannya yang pengakuannya tiban, saya masih kurang begitu percaya. Seandainya memang betul ditemukan secara tiban, itu sebuah kejadian luar biasa,” terangnya.

Dari pantauan BangsaOnline, sejumlah orang berdatangan dari warga Sidoarjo ingin menyaksikan kejadian langsung temuan Alquran raksasa dengan ukuran setinggi 2, 40 meter dan setebal 15 Cm itu.

Karena masyarakat yang ingin menyaksikan Alquran raksasa tersebut membludak, Kepala Desa (Kades) Glagah Harum, Kusmiyanto menjadi geram. Sebab, penemuan tersebut menurutnya tidak benar. Bahkan Kusmiyanto menuding ada unsur rekayasa. Untuk itu, Kades Kusmiyanto langsung turun kelokasi untuk membubarkan pengunjung.

Kusmiyanto menuding ada rekayasa karena dirinya bertetangga tetapi tidak mengetahui jika ada Al-Quran raksasa ditemukan.

“Yang benar saja. Saya tidak percaya kalau Alquran raksasa itu benar. Ini pasti ada usur rekayasa. Misalnya, ada Al-Quran jatuh dari langit. Padahal, Al-Quran tersebut sudah 43 hari sejak beredarnya berita mulai kemarin (12/1). Tetangga saja tidak ada yang tahu pada sebelumnya,” kata Kusmiyanto.

Agar tidak terjadi keresahan terhadap warga yang semakin banyak berdatangan melihat Alquran raksasa tersebut. Dia meminta kepada pengunjung untuk membubarkan diri dan kembali kerumah masing-masing.

“Ayo silahkan bapak-bapak, ibu-ibu pulang. Tidak ada yang aneh dengan Al-Qur’an ini. Sama seperti Al-Qur’an yang anda miliki,” katanya.

Wargapun merasa menyesal dengan ulah Kades yang membubarkan pengunjung, padahal mereka penasaran dengan Alquran raksasa tersebut.

Jajaran Polsek Porong juga mendatangi lokasi tersebut untuk mencegah terjadi kekisruhan. Polisi melakukan negoisasi terhadap Anang untuk dilakukan pengamanan dan membawa Al-Qur’an tersebut ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo. Anang akhirnya tidak keberatan dengan usulan tersebut. Kemudian polisi memasang garis larangan melintas di samping hingga depan rumah Anang Asriyanto.

Kapolsek Porong Kompol Mujiono mengatakan, pemasangan garis dilarang melintas ini untuk melakukan pengamanan sampai situasi dan kondisinya tenang.

“Selebihnya kami serahkan kepada pihak pemerintah, dalam hal ini ketua MUI Sidoarjo dan ketua MUI pusat untuk menentukan,” paparnya.

Selain memberikan police line, Polsek Porong Sidoarjo juga akan melakukan penjagaan dikediaman Anang. Sementara, Alquran juga diserahkan oleh Anang Asriyanto dan dibawa ke kantor MUI Sidoarjo dengan diangkut menggunakan mobil carry pick up warna putih.

Anang Asriyanto mengaku penuh kesadaran hati merelakan dan menyerahkan Al-Quran raksasa untuk dibawa ke kantor MUI Sidoarjo guna menjaga keamanan dan ketentraman warga Desa Glagah Harum Kecamatan Porong dan sekitarnya.

“Setelah saya bertemu dengan Kapolsek Porong, dengan penuh kesadaran hati dan kerelaan hati, saya rela Al-Quran dibawa oleh yang berwenang. Supaya tidak terjadi keresahan di lingkungan sekitar sini,” katanya.

Lihat juga video 'Cendekiawan Muslim tak Tahu Jumlah Juz Al-Quran':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO