JAKARTA, BANGSAONLINE.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2023 yang telah diaudit (audited).
Untuk volume penjualan tercatat sebanyak 40,62 juta ton atau meningkat 10 persen dibandingkan periode sebelumnya, terutama dari pertumbuhan penjualan pada segmen curah dan ekspor.
BACA JUGA:
- INKA Group Kembali Ekspor 105 Unit CFT Wagon dan 11 Trainset Generasi Terbaru ke New Zealand
- Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
- SIG Gelar Pasar Murah dan Salurkan 6.000 Paket Sembako di Area Operasi
- InfoEkonomi.ID Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024
Selanjutnya, pendapatan tercatat sebesar Rp38,65 triliun, atau meningkat 6,2 persen, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp28,47 triliun, dan EBITDA tercatat sebesar Rp7,79 triliun.
Kemudian, laba sebelum pajak sebesar Rp3,30 triliun, dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp2,17 triliun.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyampaikan SIG berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023 yang ditandai dengan peningkatan volume penjualan, pendapatan, dan laba sebelum pajak.
Sepanjang 2023, SIG berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 40,62 juta ton atau meningkat 10 persen dibandingkan periode sebelumnya.
"Peningkatan ini didorong oleh penjualan semen curah domestik yang naik 17,3 persen dan ekspor yang naik 42 persen," tuturnya.
Untuk penjualan domestik, kata Vita, SIG di 2023 tumbuh di atas pertumbuhan permintaan domestik, terutama di segmen curah.
"Keterlibatan SIG dalam berbagai proyek strategis nasional (PSN), seperti pembangunan infrastruktur IKN Nusantara dan Jalan Tol Trans Sumatera, serta proyek-proyek strategis nasional lainnya menjadi faktor pendorong peningkatan volume penjualan domestik khususnya pada segmen curah," jelasnya.
"Seiring peningkatan pada volume penjualan, SIG berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2 persen dari Rp36,38 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp38,65 triliun pada tahun 2023," imbuhnya.
Di sisi lain, meskipun terdapat kenaikan beberapa akun biaya karena dampak dari kenaikan biaya bahan bakar minyak (fuel) dan inflasi, namun SIG mampu menekan total biaya/ton inisiatif berkat optimalisasi operasional yang dijalankan sepanjang tahun 2023.
SIG juga berhasil mengurangi utang berbunga dan menurunkan beban keuangan yang berkontribusi pada peningkatan laba sebelum pajak yang tercatat naik menjadi Rp3,30 trilun.
"Di tahun 2022, terdapat penurunan beban pajak tangguhan yang merupakan "one time event" dampak restrukturisasi internal group perusahaan, sehingga berkontribusi pada laba bersih yang lebih tinggi. Sehingga jika dampak penurunan beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, di 2023 SIG mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9 persen jika dibandingkan tahun 2022," terang Vita.
Klik Berita Selanjutnya