KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 80 warga Kota Mojokerto mengikuti pelatihan budi daya maggot. Mereka perwakilan anggota karang taruna, TPST, dan BSI Faskel. Mereka terbagi menjadi dua sesi pelatihan, Jumat dan Sabtu (19-20 November 2021). Tiap sesi dihadiri oleh 40 peserta.
Pelatihan yang berlangsung di TPA Randegan tersebut merupakan upaya Pemkot Mojokerto untuk meningkatkan partisipasi warga dalam mengurangi sampah, terutama jenis organik, di Kota Mojokerto.
BACA JUGA:
- Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Pemkot Mojokerto MoU Pengelolaan TPST
- Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA
- Sukses Program Baksos Jilid 1, Pemkot Mojokerto Luncurkan Neo Baksos MAK Jilid 2
- Gercep Atasi Masalah Sampah, Pj Wali Kota Mojokerto Terjunkan 4 Alat Berat dan Mesin Pengeruk
"Dari budi daya maggot ini, tidak hanya membantu pemerintah mengurangi sampah, khususnya jenis organik, tapi juga bisa menambah penghasilan panjenengan," ujar Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, Sabtu (20/11/2021).
Maggot, yang juga dikenal Black Soldier Fly (BSF), merupakan jenis ulat yang bisa mengurai sampah organik dengan cepat. Belakangan maggot makin populer untuk pakan ternak, seperti burung, ayam, bebek, bahkan ikan.
Budi daya Maggot akan membantu persoalan menumpuknya sampah sekaligus menjadi peluang untuk menambah pemasukan bagi masyarakat.
Kesadaran warga Kota Mojokerto untuk turut serta dalam pengurangan sampah memang mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pada tahun 2019, bank sampah induk mampu mendaur ulang sampah hasil pemilahan masyarakat sebanyak 212,7 ton per tahun.