SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dampak kerugian ekonomi dan spiritualitas rakyat akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan benar-benar terasa di Jawa Timur. Karena itu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., minta agar PPKM Darurat dievaluasi.
“Perlu dievaluasi. Gak perlu diperpanjang. Lebih baik lebih banyak penyemprotan disinfektan saja. Sekarang penyemprotan disinfektan gak ada sama sekali. Ya, mungkin pemerintah sudah gak punya uang ya,” kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. kepada BANGSAONLINE.com, Ahad (18/7/20021).
BACA JUGA:
- Masih Wakil Bupati, Gus Barra sudah Bantu Rumah Warga Terbakar dan Gratiskan Mobil Pengantin
- Wakil Ketua Umum DPP PAN Beri Rekom ke Gus Barra di Pilkada 2024
- Dandim 0815 Mojokerto Silaturahim, Kiai Asep Tunjukkan Prestasi Santri Amanatul Ummah
- Kiai Asep Bertemu Demokrat dan Golkar Lagi, Emil Dardak: Jangan Ada Sedikit pun Keraguan
Padahal saat pandemik Covid-19 gelombang pertama, pemerintah sangat gencar mengadakan penyemprotan disinfektan di mana-mana.
Menurut Kiai Asep, akibat PPKM Darurat, bukan hanya penghasilan rakyat yang merosot tapi juga kegiatan keagamaan terganggu. “Salat Idul Adha kan akhirnya ditiadakan,” tegas kiai yang memiliki 12.000 santri itu.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memimpin doa)
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu mengaku prihatin terhadap nasib masyarakat ekonomi lemah. Karena bagi mereka yang akan dimakan sekarang masih cari sekarang juga. “Kalau usaha mereka ditutup atau waktunya dibatasi hanya sampai pukul 8 malam. Lalu mereka harus makan apa,” katanya.
Karena itu, ia kini gencar menyedekahkan hartanya untuk membantu para pedagang kaki lima. Lewat Asep Saifuddin Chalim (ASC) Foundation yang dipimpin putra tertuanya, Muhammad Al-Barra (Gus Bara), Kiai Asep mengalokasikan uang Rp 1 miliar untuk dibelanjakan beras dan mie instan. Beras yang dikemas 5 kilo dan 1 dos mie instan itu dibagikan kepada para pedagang kecil di seluruh Kecamatan Kabupaten Mojokerto.
Klik Berita Selanjutnya