Di AMSI Jatim, Khofifah: Dengan Digitalisasi, Investasi Jatim Tumbuh 33,8%

Di AMSI Jatim, Khofifah: Dengan Digitalisasi, Investasi Jatim Tumbuh 33,8% Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka seminar nasional bertema 'Smart City, Creative Government: Membangun Ekosistem Digital Cettar Bagi Pembangunan Jatim', yang diselenggarakan AMSI Jatim di Royal Senyiur Hotel Pasuruan, Jumat (11/6) malam. foto: Pemprov Jatim

Dalam paparannya, membuktikan, bahwa dengan adanya pemanfaatan digitalisasi investasi di Jawa Timur pada 2020, terbukti dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 33,8%. Di mana angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang berkisar diangka 2,1%.

"Disamping itu realisasi investasi Jatim tahun 2020 yaitu Rp. 78,3 Trilliun, adalah yang tertinggi selama lima tahun terakhir,” imbuh .

menambahkan, Jawa Timur menjadi provinsi penyangga pada sektor logistik bagi 16 provinsi yang ada di Indonesia bagian timur. Menurut dia,hampir 80 % bahan logistik di beberapa provinsi tersebut disupplai dari Jawa Timur.

"Logistik kita itu mensuplai di 16 provinsi di Indonesia bagian timur di luar Sulawesi Selatan. Untuk itu, jangan sampai Jawa Timur ini 'batuk'. Karena, jika batuk maka dropletnya itu bisa sampai ke Ibu kota DKI - Jakarta. Jawa Timur merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Jatim sebuah kekuatan yang luar biasa. Menjaga kohesifitas dan spirit serta keindonesiaan di Jatim menjadi sangat penting," tandas .

Oleh karena itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menegaskan, bahwa adanya era digitalisasi di sektor ekonomi dan pemerintahan menjadi sebuah hal yang sangat penting. Utamanya yang mengarah kepada sektor percepatan perizinan dan sektor pelayanan maupun kebijakan.

Sementara Ketua AMSI pusat Wenseslaus Manggut mengapresiasi transparansi data dan juga sistem digitalisasi yang diterapkan Pemprov Jatim. Wens, sapaan akrabnya menyampaikan, bahwa problem data, cara mendapatkannya, serta cara pengemasannya saat ini dibutuhkan media siber untuk dapat lebih mempermudah memberikan informasi kepada masyarakat.

"Kami juga melatih bagaimana mencerna data, dan kemudahan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kami juga melatih untuk berbagai daerah, agar data tersebut dapat dikemas dan bisa dikonsumsi publik. Dan kita mengetahui publik butuh data seperti apa," imbuh Wens. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO