Masuki Musim Tanam, Wamentan RI Kunjungi Petrokimia Gresik Pastikan Kesiapan Produksi Pupuk Subsidi

Masuki Musim Tanam, Wamentan RI Kunjungi Petrokimia Gresik Pastikan Kesiapan Produksi Pupuk Subsidi Dari kiri: Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, Wamentan RI Harvick Hasbul Qolbi, dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman saat mengecek kesiapan pupuk subsidi menyambut musim tanam kedua. (foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE)

Pupuk Indonesia juga telah menerapkan teknologi 4.0 dalam pendistribusian pupuk, melalui sistem Distribution Planning and Control System yang dapat memonitor posisi pengiriman barang, dan memantau stok hingga ke level kios secara real time. "Sehingga potensi kelangkaan atau kekurangan stok dapat dicegah sejak dini," terangnya.

Bakir menambahkan bahwa berdasarkan hasil uji coba program Agro Solution di Kabupaten Jember, Banyuwangi, Bima, Dompu, Ponorogo, dan sebagainya, petani berhasil meningkatkan produktivitas tanamannya. "Panen gabah kering naik 55 persen, jagung kering naik 45 persen. Adapun keuntungan petani padi naik hingga 91 persen dan jagung kering naik hingga 60 persen," beber Bakir.

Dalam program ini, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia memberikan kawalan lengkap off famrn dan on famr. Pada kegiatan off farm, Pupuk Indonesia memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi, dan memberikan jaminan offtaker hasil panen.

Sedangkan di on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida, dan lain sebagainya di samping juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis. "Pekan lalu, Pak Wamentan sudah melihat sendiri pelaksanaan programnya di wilayah Karawang, dan Pak Wamentan berharap program ini dapat dilaksanakan secara nasional," tandas Bakir.

Program Agro Solution ini telah dilaksanakan pada 10.861 hektare lahan di berbagai wilayah Indonesia, sedangkan target di tahun 2021 mencapai 50 ribu hektare. Hasil program ini mampu meningkatkan hasil panen dari rata-rata 5 sampai 6 ton menjadi 8 hingga 10 ton per hektare.

"Harapannya, bila produktivitas meningkat, maka pendapatan petani juga meningkat sehingga mereka mampu membeli pupuk nonsubsidi dan tidak lagi tergantung pada pupuk bersubsidi," pungkas Bakir. (hud/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO