Terapkan Silvofischery, Pemkot Surabaya Panen 1,25 Ton Ikan Bandeng di Mangrove Wonorejo

Terapkan Silvofischery, Pemkot Surabaya Panen 1,25 Ton Ikan Bandeng di Mangrove Wonorejo Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat panen bandeng di Mangrove Wonorejo Surabaya, Jum'at (12/3/21) pagi.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - berhasil memanen ikan bandeng sebanyak 1,25 ton dari hasil budi daya tambak seluas 1 hektare melalui penerapan sistem silvofischer. Silvofischery merupakan sistem dengan menggabungkan antara sektor perikanan dengan tetap memerhatikan kelestarian hutan mangrove.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali mengatakan, seluruh aset yang selama ini tidak dimanfaatkan atau dijaga, akan difungsikan untuk kepentingan masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 banyak warga yang mengalami PHK (pemutusan hubungan kerja) dan membutuhkan pekerjaan.

"Karena itu tanah aset pemerintah kota kita manfaatkan. Kalau itu berupa tambak, kita berikan benih yang mengerjakan masyarakat dan hasilnya diambil masyarakat," kata Mas Eri, sapaan Eri Cahyadi di sela kegiatan panen bandeng di Mangrove Wonorejo Surabaya, Jum'at (12/3/21) pagi.

Hal yang sama bakal diterapkan pemkot apabila tanah aset tersebut berupa lahan pertanian. Pemkot akan mempercayakan kepada warga tanah tersebut agar dapat dikelola untuk lahan pertanian. Tentunya hal ini dilakukan untuk menunjang perekonomian warga sekitar.

"Walaupun tanahnya itu bukan tambak, kita manfaatkan untuk padi dan tanaman lainnya. Fainsya Allah intinya satu, seluruh aset pemerintah kota kita gunakan maksimal bagaimana untuk menunjang perekonomian warga," ujarnya.

Saat ini, pihaknya mengaku sedang melakukan pendataan seluruh aset tanah yang dimiliki . Rencananya dalam dua minggu ke depan selesai pendataan dan tanah aset bisa digunakan. "Insya Allah dua minggu ke depan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," jelas Eri.

Tak hanya itu, pria yang pernah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengungkapkan, saat ini Dinas Sosial (Dinsos) bekerja sama dengan Camat, Lurah, dan RT/RW sedang melakukan pendataan kepada seluruh warga Surabaya. Pendataan ini dilakukan untuk mengetahui berapa pendapatan pada setiap keluarga.

Nantinya, kata Eri, bagi warga Surabaya yang pendapatannya masih di bawah UMK (upah minimum kota), pemkot akan memberikan intervensi baik berupa lapangan kerja maupun pemberdayaan ekonomi usaha.

"Saya juga mohon bantuan kepada lurah dan camat, kami mohon dibantu agar pemerintah kota tahu siap warganya yang benar-benar membutuhkan, yang benar-benar warganya ini pendapatannya di bawah UMK," pesannya.

Sementara itu, pada panen kali ini, pemkot tak hanya berhasil membudidayakan ikan bandeng, tapi juga udang vaname. Melalui sistem yang diterapkan, pemkot berharap warga mendapatkan manfaat dari hasil perikanan dengan tetap memerhatikan kelestarian hutan mangrove.

"Kita tanam itu 2 rean. Kalau 1 rean sekitar 5.000 (ekor ikan), berarti 2 rean 10 ribu ekor. Kalau tingkat kematiannya sekitar 10 persen, maka tinggal 7.500 ekor atau 1,2 ton. Kalau lahan tambak yang digunakan ini sekitar 800 sampai 1 hektare, merupakan aset pemkot," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang.

Menurut Herlambang, budi daya perikanan tak hanya dilakukan pemkot di lokasi tersebut. Sebab ke depan, aset-aset pemkot lain yang sudah terdata, baik berupa tambak maupun lahan pertanian, bakal dimanfaatkan untuk membantu perekonomian warga.

"Nanti kita identifikasi yang berupa tambak. Sebagian nanti ada mangrove, sebagian ada tambak yang memanfaatkan warga. Jadi warga budidaya dan hasilnya bisa dijual untuk membantu perekonomian di situ," pungkasnya. (ian/rev)

Lihat juga video 'Warga Sambisari dan Manukan Kulon Menolak Sekolah Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Corona':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO