“Kalau orang nyanyi Hubbul Wathan tadi, juga boleh, siapa pun yang merasa NU boleh. Muslimat NU boleh, Fatayat boleh, bahkan orang-orang di perguruan tinggi swasta yang tidak mengidentikkan dengan Islam namanya juga boleh, jangan dipatok lagu itu untuk partai tertentu,” katanya.
VIDEO
Karena itu ia berharap peran para guru untuk meluaskan pikiran dan menjaga marwah agar kita tak terkotak-kotak yang mengidentikkan kita dengan suku tertentu, dengan partai tertentu.
Herman Deru semula menyampaikan tentang kondisi plural masyarakat Sumatera Selatan. Menurut dia, masyarakat Sumsel terdiri dari suku, bahasa, etnis yang beragam. Karena itu tak bisa dikotakkan dengan suku tertentu. Apalagi dikotakkan kedalam partai tertentu.
Hadir dalam acara itu Ketua Umum Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., Wakil Rais Syuriah Sumsel Syamsuri, Wakil Ketua PP Pergunu Aris Adi Leksono, Ketua PW Pergunu Sumsel Ahmad Zainuri, dan Prof. Dr. Nyanyu Khadijah, M.Si, Ketua PTKAIS KOPERTAIS Wilayah VII (Sumbagsel) yang juga Rektor UIN Raden Fatah Palembang.(mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News