“Kami juga siapkan genset, perahu karet, pelampung, tenda, lengkap. Nanti akan kami infokan lokasi-lokasinya,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, Pemkot Surabaya juga akan memasang alat berupa kamera dan layar untuk memonitor cuaca, terutama daerah yang berdekatan dengan pesisir laut. Warga akan diajarkan untuk membaca keadaan air melalui alat tersebut.
“Jadi warga juga bisa ikut memantau. Kami letakkan alatnya di Balai RW,” katanya.
Saat ini, Wali Kota Risma telah mengistruksikan kepada jajarannya untuk menyosialisasikan kepada para nelayan agar tidak melaut lebih dahulu sampai kondisi cuaca stabil. Selama nelayan tidak bekerja, pihaknya memastikan telah menyiapkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari mereka, seperti beras.
“Saya perintahkan seluruh pintu air ditutup. Para nelayan jangan melaut dahulu. Sudah saya siapkan gudang makanan yang pasti ada beras di Bulog. Jadi kita bisa bantu selama mereka tidak bekerja,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Wali Kota Risma juga akan membuat surat edaran di sekolah agar saat jam sekolah, anak-anak dilarang untuk bermain di halaman atau pun keluar kelas. Apalagi, saat terjadi angin kencang dan hujan. Mereka wajib berada di kelas dan para guru tetap mendampingi mereka.
“Nanti ada surat edaran, untuk sekolah supaya anak-anak tidak keluar dari halaman sebelum jam pulang sekolah. Tidak ada anak yang bermain di luar. Mereka rentan untuk menyelamatkan diri ketika air tumpah,” tegasnya.
Pertemuan tiga pilar tersebut, kemudian diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Wali Kota Risma. Ia berharap Kota Surabaya terhindar dari berbagai bencana, dan tidak sampai terjadi lagi korban jiwa. “Meskipun kemarin ada korban, mudah-mudahan cukup itu korbannya. Nanti kita akan bagi lokasi rumah pompa, posko, supaya bapak ibu lebih mudah memantau,” pungkas dia. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News