14 Desa Adat Jawa di Bojonegoro Dipersiapkan Untuk Obyek Wisata

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Sebanyak 14 desa yang memiliki adat khas jawa di Kabupaten Bojonegoro akan dikembangkan menjadi objek wisata budaya pada tahun 2015 mendatang. Desa adat itu mempunyai keunikan dan kekhasan yang nantinya akan dikembangkan agar lebih menarik bagi wisatawan.

Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Suyanto mengatakan, desa-desa adat itu tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Bojonegoro. Namun, kebanyakan desa adat itu berada di dekat daerah hutan barat kota Ledre.

"Desa adat itu mempunyai kebudayaan khas lokal yang masih eksis hingga sekarang," ujarnya, Jumat (12/12/2014).

Ia menyebutkan, desa adat yang akan dikembangkan itu di antaranya masyarakat adat Samin di Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo. Masyarakat sedulur sikep atau yang lebih dikenal sebagai pengikut Samin ini adalah masyarakat agraris dan tinggal di dekat hutan.

Kemudian, goa lowo yang berada di Desa Sumberarum, Kecamatan Dander. Goa ini menjadi salah satu sumber mata air yang dimanfaatkan warga setempat untuk keperluan sehari-hari. Warga juga mengadakan ritual sedekah bumi atau manganan di goa tersebut.

Selain itu, sumber api abadi kayangan api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Di sekitar lokasi kayangan api ini warga setempat biasa mengadakan acara sedekah bumi atau biasa disebut juga gerebek jonegaran.

Ada pula makam Wali Kidangan di Dukuh Kidangan, Desa Sukorejo, Kecamatan Malo. Makam Wali Kidangan ini sering dikunjungi oleh peziarah dari Bojonegoro dan juga luar daerah.

Ada juga kawasan geologi yaitu tempat ditemukannya fosil gajah yakni Desa Payaman, Kecamatan Margomulyo. Di sekitar Desa Payaman di dekat hutan ini banyak ditemukan fosil gajah yang ditengarai hidup pada masa prasejarah.

Menurut Suyanto, keberadaan desa adat di Bojonegoro itu nantinya akan dikembangkan menjadi objek wisata budaya. Untuk mengembangkan desa adat itu nantinya akan diperbaiki kondisi jalan menuju ke lokasi desa adat tersebut, menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal yang sudah ada, serta menyediakan berbagai fasilitas penunjang yang diperlukan.

Terpisah, Kepala Disbudpar Kabupaten Bojonegoro, Amir Sahid mengungkapkan, potensi objek wisata budaya di Bojonegoro akan terus dikembangkan. Selama ini, kata dia, Bojonegoro dikenal sebagai daerah penghasil minyak mentah nasional tetapi potensi kebudayaan lokalnya kurang dikenal.

"Ke depan, kami ingin mendorong agar wisata budaya dan juga wisata berbasis minyak di Bojonegoro dikenal dan dilirik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mandi di Air Terjun Sedudo Nganjuk, Bisa Bikin Awet Muda?':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO