Aksi para mahasiswa dari berbagai organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus di depan gerbang gedung DPRD Tuban.
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus Kabupaten Tuban melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Tuban, Selasa (24/9).
Sebelumnya, massa yang berasal dari organisasi kemahasiswaan seperti PMII, GMNI, LMND, IMM, Forum Pengada Layanan (FPL), dan Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) itu melakukan long march menyusuri jalan Basuki Rahmat dan berakhir di tugu patung Letda Sucipto Kabupaten Tuban.
Dalam aksinya, massa mendesak pemerintah untuk mencabut UU KPK yang baru saja disahkan, karena dinilai dapat memperlemah kinerja lembaga pemberantas korupsi itu. Disamping itu, massa juga menolak RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, dan mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU PKS, dan RUU Pesantren.
"Tolak pengesahan RUU maling yang hanya menguntungkan para koruptor," teriak salah satu orator di atas mobil komando.
Aksi itu juga sempat diwarnai saling dorong antara mahasiswa dengan aparat. Massa menginginkan untuk bisa memasuki kantor wakil rakyat tersebut. Namun, pihak keamanan yang berada di lapangan menawarkan kepada mahasiswa untuk 15 orang perwakilan masuk ke kantor DPRD Tuban.
"Kami tawarkan 15 orang untuk dapat masuk dan bertemu dengan perwakilan anggota dewan," ucap Kompol Ngadi, Kabag Ops Polres Tuban.
Namun, tawaran itu ditolak oleh pendemo yang menginginkan seluruh massa untuk dapat masuk. Karena dari hasil rapat koordinasi sebelumnya, tidak bersedia jika diterima hanya dengan perwakilan.
"Kami menolak kalau hanya 15 orang yang diperbolehkan masuk, kami datang ke sini satu untuk semua, jadi kalau satu masuk semua harus ikut," ujar korlap aksi Mustofatul Adip. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
