Gubernur Khofifah Targetkan Tahun 2020 Jatim Bebas Desa Tertinggal

Gubernur Khofifah Targetkan Tahun 2020 Jatim Bebas Desa Tertinggal Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. foto: istimewa/ bangsaonline.com

"Tugaskan kepada Bapemas untuk identifikasi kondisi dan data 361 desa tersebut, tentu kerjasama dengan Dinas PMD Kabupaten/kota penting dalam hal ini. Peta desa tertinggal harus jelas, baik potensi dan persoalannya. Sistem informasi itu menjadi modal awal, plus pemahaman yang utuh terhadap konsep Indeks Desa Membangun," kata Prof Erani yang merupakan Guru Besar Universitas Brawijaya ini.

Saran kedua adalah ia menyarankan Pemprov Jawa Timur mengundang langsung 361 kepala desa lengkap dengan pendamping desa ke Surabaya. Mereka dikumpulkan jadi satu untuk diberi bekal pengembangan desa selama beberapa hari.

"Sebut saja ini semacam Klinik Desa. Dengan mengajak kampus, lembaga riset, dunia usaha BUMN, BUMD, swasta, LSM, dan seterusnya sebagai pemateri. Dengan begitu para kepala desa dan pendamping desa akan dibuat melek pengetahuannya tentang masalah yang dihadapi dan solusi mengatasinya," tegas Prof Erani.

Selesai klinik tersebut, Erani menambahkan setia kepala desa diajak untuk membuat peta jalan pembangunan desa yang akan diimplementasikan.

Nah guna melengkapi langkah strategis dalam rangka mengentaskan 361 desa tertinggak tersebut, pihaknya menyarankan Pemprov Jatim untuk menunjuk sekitar 36 kampus untuk mendampingi desa tersebut.

"Ajak 36 kampus itu untuk mendampingi desa tertinggal minimal semalama setahun. Masing-masing kampus mendampingi 10 desa sampai desa tersebut menjadi desa berkembang atau maju. Kemajuan desa dikontrol intensif oleh Bapemas dan dilaporkan ke Gubernur tiap bulan," pungkasnya.

Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Prov. Jatim Agus Wahyudi melaporkan bahwa temu ilmiah nasional peneliti tahun 2019 ini untuk mendukung program yang digagas Gubernur Khofifiah Indar Parawansa bersama Wagub Emil Elestianto Dardak yakni Nawa Bhakti Satya ke 7 yakni Jatim Berdaya. Tema yang diangkat yaitu "Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Desa Mandiri".

Kegiatan tersebut bermaksud untuk memberikan masukan, ide maupun sumbangsih pemikiran peneliti dan akademisi dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan Pemprov Jatim beserta solusi permasalahannya secara ilmiah dan inovatif.

Selain itu, pertemuan tersebut juga diselenggarakan sebagai media dan mempertemukan antar peneliti pemerintah daerah, peneliti perguruan tinggi, peneliti lembaga penelitian di Jatim maupun luar Jatim untuk saling berbagi pengalaman atau transfer knowledge.

Pada temu ilmiah peneliti tersebut menghadirkan narasumber yakni Prof. Ahmad Erani Yustika, SE M.Sc Phd (Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi), Prof. M. Masud Said, Phd (Guru Besar Ilmu Sosial dan Politik Unisma), Prof. Dr. Maryunani MS dan Wildan Syafitri Phd (Universitas Brawijaya Malang).(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO