Bupati Indartato usai melantik puluhan pejabat struktural di lingkungan Pemkab Pacitan. foto: YUNIARDI SUTONDO/ BANGSAONLINE
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Bupati Pacitan Indartato kembali memberikan pernyataan pers seputar pengisian kursi Sekkab setelah Suko Wiyono memasuki masa purna tugas, November nanti. Usai melantik puluhan pejabat struktural di Pemkab Pacitan, Indartato menegaskan kalau pengisian Sekkab perlu mekanisme cukup ketat. Terutama kualifikasi pejabat dan mekanisme assessment yang mutlak harus dilaksanakan.
"Itu perlu assessment dan lelang jabatan. Jadi nggak sesimpel seperti pengisian pejabat eselon di bawahnya," tutur Indartato, Jumat (28/6).
BACA JUGA:
- Pemkab Pacitan Imbau Pengusaha Segera Bayarkan THR Karyawannya
- Bantu Rehab Rumah Kaum Duafa di Pacitan, Baznas Jatim Gelontorkan Dana Rp175 Juta
- Gowes di Pacitan, Khofifah Sebar Bantuan dan Tinjau Pembangunan Museum & Galeri SBY-Ani
- Lokasi Perawatan Pasien Positif Covid-19 di Wisma Atlet Pacitan akan Dipisah
Disinggung soal peluang pejabat yang memiliki daftar urutan kepangkatan (DUK) tertinggi, Indartato memastikan itu bukan jaminan mereka bisa lolos menjadi Sekkab. "Seperti Pak Suko (Suko Wiyono, Red) dulu DUK-nya juga tertinggi, tapi Alhamdulillah lulus assessment," kata Indartato berkelakar.
Adapun beberapa nama calon Sekkab yang sudah mengemuka di antaranya, Heru Wiwoho Supadi Putro, Budianto, Endang Surjasri, Sanyoto, Bambang Supriyoko, Supomo, Mahmud, Sanyoto, dan Sakundoko. Dari sederetan nama pejabat eselon IIb tersebut, Sakundoko yang saat ini memiliki DUK tertinggi di jajaran ASN di Pemkab Pacitan.
Pada kesempatan yang sama, Suko Wiyono menegaskan bahwa bursa calon sekkab hanya bisa diikuti oleh kalangan pejabat struktural di pemkab. Sehingga peluang bagi non ASN belum dijabarkan secara detil di aturan.
"Ya hanya pejabat struktural di pemkab yang bisa ikut lelang jabatan calon sekkab," timpalnya. (yun/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
