(Firman Syah Ali. foto: istimewa/bangsaonline.com)
Selain itu, tutur Firman, ayah Mahfud MD adalah bin Mahmoddin bin Hasyim dan terus ke atas merupakan orang biasa. "Jadi Pak Mahfud bukan keturunan tentara Belanda atau Ningrat Bangkalan. Mahmoddin ayah Pak Mahfud adalah petani yang kemudian jadi PNS. Sedangkan Hasyim kakeknya adalah petani sambil ngajar ngaji," tegasnya.
Sedang dari jalur ibu, Mahfud MD adalah keturunan Bhujuk Abdul Qidam Sumenep alias Pangeran Pandiyan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan para bangsawan Bangkalan waktu itu.
Menurut dia, memang pada masa pra kemerdekaan RI, beberapa pribumi Hindia Belanda alias inlanders bergabung menjadi tentara Hindia Belanda alias KNIL.
“Tentu saja termasuk sebagian orang Madura bergabung ke dalamnya dan disebut Barisan Madura. Pasca Kemerdekaan tepatnya pada periode Republik Indonesia Serikat, Belanda membentuk Pasukan Cakra, yang terdiri dari pribumi Madura. Namun setelah Negara Madura bubar, pasukan ini justru menjadi pejuang negara semua, termasuk ikut memadamkan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS),” tegasnya.
Hanya saja, tegas Firman, baik Barisan Madura maupun Pasukan Cakra di atas, sama sekali tidak ada satu pun yang nenek moyang Mahfud MD.
Ia berdoa, semoga pihak-pihak yang menyebar hoax tentang Mahfud MD keturunan Aryo Among Koro segera diberi hidayah oleh Allah, bertaubat atas dosa besarnya menyebarkan fitnah yang keji. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News