Wahana Roller Coaster Umbul Square Tak Dioperasikan, Begini Ceritanya

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Taman rekreasi Umbul Square di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, merupakan salah satu favorit destinasi wisata Kabupaten Madiun. Ada berbagai macam fasiltas permaian di sana, antara lain pemandian air hangat, wahana bioskop 9 dimensi yang diklaim merupakan pertama kali di Indonesia, dan roller coaster. Tapi sayangnya, saat BANGSAONLINE.com datang ke Umbul Square, wahana roller coaster ternyata tidak beroperasi.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Direktur Umbul Square R. Afri Handoko membenarkan bahwa wahana roller coaster yang dibangun sekitar tahun 2016 itu sementara belum bisa dioperasikan. Ia mengungkapkan jika wahana itu sejatinya pernah diopersikan di pertengahan tahun 2017 hingga Oktober 2018, namun akhirnya dihentikan untuk dilakukan pembenahan. Sebab, wahana itu dianggap karena dibangun menggunakan model pelontar.

"Karena itu kita lakukan perbaikan dengan teknik tidak lagi dengan pola pelontar, tapi dengan menggunakan gir dan rantai di tiap keretanya sehingga lebih aman," urai Afri saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com.

Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Madiun saat dikonfirmasi terkait permasalahan roller coaster ini mengakui pengoperasian wahana tersebut dihentikan karena desainnya dianggap tidak aman.

Menurutnya, dari awal wahana roller coaster itu memang dibangun dengan dana yang terbatas.

"2016 memang ada bantuan keuangan (BK) dari Provinsi Jawa Timur dan dari pihak Umbul minta berbagai wahana. Kita konsultasi dengan asosiasi yang di Jakarta, harga roller coaster produk luar kisaran 10 miliar dan dana hanya ada 7 miliar. Sehingga, konsultan yang merencanakan mungkin sounding dan sebagainya, kita gunakan produk lokal akhirnya bisa banyak wahana yang dibangun dan mungkin secara desain (roller coaster) itu belum sempurna," urai Kepala Bidang Tata Ruang dan Bangunan Dinas PU, Gunawi.

Gunawi juga menyatakan pembenahan roller coaster ini dilakukan karena Gubernur Jawa Timur Soekarwo ingin Umbul Square bisa tetap eksis dengan wahananya.

“Ceritannya begini , pak Gubernur (Soekarwo) itu kan orang selambur, saat kecilnya Umbul moncer-moncernya, sehingga saat gubernur melihat Umbul hampir mati, gubernur nelongso. Sehingga bagaimana caranya destinasi itu dihidupkan dan kalau hanya daerah sendiri tidak mampu, sehingga BK diluncurkan dan waktu itu Umbul belum BUMD. Selain itu juga belum ada regulasinya pemerintah daerah setiap tahunnya memeberi modal. Makanya pemerintah provinsi cawe-cawe membantu," pungkas Gunawi. (hen/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News