​Pengamat Unair: Tren Elektabilitas Khofifah-Emil Kian Menguat

​Pengamat Unair: Tren Elektabilitas Khofifah-Emil Kian Menguat Airlangga Pribadi Kusman, Ph.D, Pengamat Politik Unair. Foto: Didi Rosadi/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinamika politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 semakin memanas. Hasil survei terbaru yang dirilis Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) menujukkan elektabilitas pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak semakin menguat.

Survei Kedai Kopi menyebutkan pasangan Indar Parawansa-Emil Elistianto memperoleh dukungan 46,3 persen suara di Jawa Timur. Survei melibatkan 600 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat di kabupaten dan kota wilayah Jawa Timur, dengan margin of error (MoE) +/- 4 persen dan kepercayaan 95 persen.

Menanggapi hal tersebut Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman, PhD menilai hasil survei menunjukkan tren positif untuk pasangan -Emil. Mengingat, elektabilitas dari lainnya pada Desember 2017 lalu masih di angka 33 persen.

"Tren kenaikan (elektabilitas) bu kelihatan ada dari hasil sebelumnya. Kedua range margin of error +/- 4 persen. Bu bisa naik dan Gus Ipul turun," tutur Airlangga, Selasa (22/2).

CEO The Initiative Institute ini menilai dengan elektabilitas 53,7 persen pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tidak lebih unggul dari duet -Emil. Sebab, Gus Ipul dengan label petahana yang hanya berjarak 7 persen dianggap tidak ada peningkatan elektabilitas yang signifikan.

"Masih range 7 persen, dengan margin of error 4 persen, masih tipis. Apalagi incumbent menjadi persoalan dengan jarak itu, belum tahap aman. Belum bisa jadi acuan. Kecuali jaraknya misalnya selisih 10 persen dengan margin (of error) 3 persen itu baru bisa aman. Kalau seperti itu belum bisa melihat, masih akan berubah," jelasnya.

Sementara itu, unggul popularitas dengan nilai 94,1 persen, disusul oleh Gus Ipul (90,9 persen), dan Emil (48,7 persen), sedangkan Puti dikenal oleh hanya 28,5 persen publik Jawa Timur. Doktor lulusan Murdoch University, Australia ini juga menilai langkah politik dan program bisa menentukan keunggulan elektabilitas setiap pasangan calon.

"Kedepan ini penentunya langkah politik. Di level popularitas itu memang sudah optimal. Bu sebagai Mensos dan Gus Ipul sebagai Wakil. Sudah harus memunculkan kapasitas yang lebih optimal, sudah saatnya bicara tentang program kapasitas menyelesaikan terutama masalah kemiskinan," imbuh pria yang akrab disapa Angga ini.

"Ini yang harus diselesaikan (kemiskinan). Jangan lupa bu pengalaman 3 tahun Mensos bersama Presiden Jokowi, ikut serta membantu mengentaskan kemiskinan. Itu sebagai pengalaman artinya ini punya kontribusi menurunkan gini ratio. Ini pengalaman yang patut diapresiasi," pungkasnya. (mdr/ian) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO