Manfaatkan Ampas Kopi Melimpah untuk Karya Cethe

Manfaatkan Ampas Kopi Melimpah untuk Karya Cethe Percayakah, bahwa ornamen itu dari cekakik kopi? foto: istimewa

Sasang mengatakan menggunakan teknik yang dirahasiakan sehingga membuat hasil motif batik karyanya tidak luntur dan rusak ketika dicuci, mengingat endapan kopi yang mudah dihilangkan atau terhapus. Pria asal Tulungagung ini mencampurnya dengan bahan lain agar tahan lama. Untuk membuat bahan cethe yang siap dioleskan, ampas kopi harus dikeringkan terlebih dahulu agar hasilnya optimal, baru endapan kopi dirungkan ke wadah dan dicampur dengan lem, sedikit air dan menggnakan teknik yang tidak ia beberkan.

“Untuk cethe menggunakan lidi, karena keunikan cethe sendiri pakai lidi atau silet bukan pakai kuas, itu yang membedakan dengan . Setelah itu baru kita mencoret ke media dengan menggunkan lidi. Ada banyak pilihan jenis kopi, mulai kopi hitam, kopi coklat hingga kopi hijau, ini menambah tampilan kian hidup dan indah,” terang Sasang.

Pesanan yang dia dapat semakin banyak dari beberapa kota di Jawa, termasuk Jakarta. Namum semua masih dikerejakannya sendiri, sehingga satu hari untuk barang-barang seperti gelas, hanya mampu membuat maksimal 10 piece.

Untuk melukis dengan media gelas dan sebagainya, Sasang butuh waktu satu hingga dua jam. Sementara untuk media yang lebih besar seperti meja dan wallpaper, ia butuh waktu lebih lama membuatnya. Selain itu, hasil kerasi nya harus dikeringkan semalam. Untuk harga yang dipatok dari hasil karya buatan tangannya mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.

Dengan perpaduan nuansa tradisional dan etnic, coffe shop ini sangat menarik dengan dihiasi oleh berbagai gelas dan interior yang dilukis menggunakan limbah endapan kopi “cethe” sehingga suasana yang nyaman bisa memberikan different refreshing yang benar benar berbeda. (Disna/UTM)

Ornamennya semua dari ampas kopi.

.

Lukisan di dinding pun dari cekakik/lethek/ampas kopi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO