Biografi Al Arif Billah KH. Musthofa Lekok

Biografi Al Arif Billah KH. Musthofa Lekok KH. Musthofa

Kiai Musthofa saat itu bertepuk tiga kali, tiba-tiba ikan-ikan berloncatan menuju ke tepi. Selanjutnya Kiai Musthofa memberi isyarat dengan tangan menyuruh ikan-ikan tadi kembali lagi ke tengah laut. Hal ini diceritakan oleh Almarhum KH.Ishaq Latif (sahabat KH. Abdulloh Hakam sekaligus Masayikh Tebuireng) kepada Ahmad Fuad, wartawan Bangsaonline.com.

Pada tahun 1970 M, Kiai Musthofa akhirnya mendirikan madrasah di PP.Roudlotul Musthofa karena saat itu santrinya bertambah banyak. Kiai Musthofa juga semakin dicintai dan dikagumi oleh umat islam, sehingga banyak orang yang memohon nasihat serta doa barokahnya.

Namun, pada tahun itu pula Kiai Musthofa sering sakit. Di awal tahun 1971 M, sakitnya semakin parah. Satu hari menjelang wafat, beliau mengutarakan keinginannya bertemu dengan Al Arif billah KH. Mas’ud bin Said yang akrab dipanggil Gus Ud dari Pager Wojo, Buduran, Sidoarjo.

Bergegaslah adik kandung Kiyai Musthofa, yaitu KH.Nur Fadhlulloh (Kiai Fadol) untuk menjemput Gus Ud. Sesampainya di kediaman Gus Ud, Kiai Fadol langsung menemuinya dikamarnya. Entah apa yang menjadi perbincangan di antara mereka, hanya Alloh SWT yang tahu.

Namun akhirnya KH Musthofa berpulang ke rahmatullah pada hari Rabu sore pukul 15.00 (Istiwa’), tepatnya tanggal 7 Dzulhijjah 1390 H atau 3 Februari 1971. KH Musthofa meninggal di usia 41 tahun meninggalkan seorang istri yang saat itu hamil 6 bulan, 2 putra dan 5 putri.

Sepeninggal KH Musthofa, KH.Aqib bin Yasin Rois membuat syair untuk mengenang wafatnya beliau, yang isinya:

Qiila wama mata syaqii Fil Arba’aa {**} Wa fiihi Labba Al-Musthofa Mawla da’aa

Ada yang mengatakan tidak akan celaka orang yang mati di hari Rabu, pada hari itu KH.Mustofa memenuhi panggilan ilahi

A’syiyata sab’a min Dzul Hijjah {**} Dzuhro khomis umma fil janazah

Tepatnya sore tanggal 7 Dzul Hijjah 1390 H, dikebumikan pada hari kamis siang hari beliau diiringi dalam keranda

Waqod dlofal liqo’a jammul ummati {**} fi daffani wa talqiini wal jamaati

Lautan manusia memadati suasana Lekok, untuk ikut menyemayamkan, menalkini, dan menyolatinya

Arikh wafata Al Musthofa birrojwati {**} Lirobbina ( Yabullu Khoiru nafhati )

Catatlah sebagai Sejarah wafatnya KH.Musthofa dengan harapan pada tuhan agar senatiasa melimpahkan sebaik-baik karunia-Nya

Tsumma sholatun nabiyi wasallimi {**} wal ali washohbi mushoobihi dzolami

Kemudian semoga sholawat salam tercurahkan pada baginda Nabi SAW serta keluarga dan sahabatnya yang menjadi lentera-lentera kegelapan

Alhamdulillahi aquulu fil khitaami {**} Nas’alu khusnahu idza khanal Khimaami

Saya ucapkan Alhamdulillah pada penutupan (Sya’ir), kami memohon semoga khusnul khotimah ketika waktu ajal tiba.

Begitulah kurang lebih cerita dari salah satu putra almarhum KH.Musthofa, sekaligus menutup kisah cerita yang disampaikan kepada Bangsaonline.com. (afa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO