​Nusron Bela Ahok dalam Kasus Al Maidah, Inilah Tinjauan Linguistik Penulis Buku

​Nusron Bela Ahok dalam Kasus Al Maidah, Inilah Tinjauan Linguistik Penulis Buku Inilah penampilan Ahok di depan warga Kepulauan Seribu saat menyebut "Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam".

Karena Surat Al Maidah 51 di sini hanya sebagai keterangan alat yang sifatnya NETRAL. Saya analogikan dengan struktur kalimat yang sama seperti ini:

“Anda dipukul orang pakai penggaris.”

Struktur kalimat di atas sama, yaitu: OPSK. Jenis kalimat pasif. Subyek ada pada orang. Sedangkan penggaris merupakan keterangan alat yang bersifat netral.

Di sini menariknya.

Penggaris memang bersifat netral. Bisa dipakai menggaris, memukul, dan yang lainnya tergantung predikatnya. Yang menentukan apakah si penggaris ini fungsinya menjadi positif atau negatif adalah predikatnya.

Nah masalahnya adalah apakah Surat Al Maidah 51 bisa digunakan sebagai alat untuk berbohong?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bohong/bohong/ berarti tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya; dusta:

Dan inilah arti dari surat Al Maidah 51 tersebut: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Makna dari surat Al Maidah 51 tersebut sudah sangat jelas. Bukan kalimat bersayap yang bisa dimultitafsirkan. Tanpa dibacakan oleh orang lain, seseorang yang membaca langsung Surat Al Maidah 51 pun mampu memahami artinya.

Brili mengandaikan kinerja seperti makanan yang sangat enak, walaupun tentu saja ini debatable. Tapi pembungkus makanan ini sangat kotor. Brili menganalogikan makanan kesukaannya adalah Mie Ayam. Tapi dia akan menolak memakan mie ayam itu jika dibungkus memakai kulit babi yang busuk.

"Namun, saya akan memakan mie ayam tersebut jika dibungkus dengan wadah yang bersih dan halal," kata dia.

Brili melanjutkan, jika ada dua pilihan untuk masyarakat Jakarta, pertama makanan enak, namun bungkusnya kotor dan haram. Pilihan kedua adalah makanan enak dan bungkusnya bersih dan halal.

"Maka saya yakin masayakat Jakarta ini akan memilih yang kedua. Bagaimana dengan Anda?" tulisnya.

Brili Agung dikenal sebagai Authormaker dengan visi hidup “Di tahun 2060, 7 dari 10 penulis di Indonesia ketika ditanya siapa gurunya, mereka akan menjawab Brili Agung.”

Brili disebut sudah melanglang buana ke seluruh pelosok Indonesia dan ASIA untuk memberikan training di perusahaan multinasional. Dia juga mencetak puluhan penulis lewat Inspirator Academy. Di sana ia menjadi guru untuk semua yang ingin menginspirasi lewat tulisan.

Brili Agung juga sudah menulis 17 buku seperti Jangan Bodoh Mencari Jodoh, Mencintai Tak Bisa Menunggu, Reborn: JBMJ, Seni Memantaskan Diri, ME, Sebuah Novel berjudul PETAKA dan lainnya. Brili juga menjadighost dan co-writer puluhan trainer, pengusaha dan artis nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO