​Ingatkan Pemberontakan PKI, Gus Solah Serukan Pengibaran Bendera Setengah Tiang Jumat Besok

​Ingatkan Pemberontakan PKI, Gus Solah Serukan Pengibaran Bendera Setengah Tiang Jumat Besok Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahudin Wahid (tengah) bersama Nyai Hj Farida Salahuddin (istri Gus Solah) menyerahkan buku biografi Gus Dur serta Profil Pesantren Tebuireng kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O Blake Jr (kanan) di Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/12/2014). Foto: kabar24.com

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pesantren Tebuireng Dr Ir KH Salahudin Wahid (Gus Solah) menyerukan agar masyarakat Indonesia mengibarkan bendera setengah tiang pada Jumat besok, 30 September 2016. Seruan itu disampaikan untuk mengingatkan masyarakat terhadap aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia () yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G30S).

"Jangan sampai melupakan sejarah. adalah pemberontak pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," demikian pesan Gus Solah yang tersebar melalui berbagai grup media sosial sejak Kamis (29/9/2016) pagi.

Gus Solah menegaskan bahwa seruan itu untuk mengingatkan kembali pengkhianatan terhadap NKRI. "Untuk mengingatkan bahwa pernah terjadi peristiwa G30S/," jawab Gus Solah saat dikonfirmasi melalui layanan pesan singkat (SMS).

Sementara Nyai Hj. Farida Salahudin (istri Gus Solah) menceritakan pengalamannya menyaksikan dari dekat peristiwa G30S/ itu. "Masih terbayang dalam ingatan saya, hari itu suasana sangat mencekam. Kebetulan rumah saya di Jalan Darmawangsa Raya sangat dekat dengan rumah Jenderal DI Panjaitan," tutur putri mantan Menteri Agama RI KH Saifuddin Zuhri ini.

Dia menambahkan, suasana malam itu penuh dengan bunyi tembakan. "Keesokan harinya, diberlakukan ketentuan jam malam. Benar-benar sangat menakutkan," tutur pengurus PP Muslimat NU yang dikenal akrab dengan Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa itu.

Pada hari itu, Farida bersama kakaknya (dr. Fahmi D. Saifuddin) mengambil alih kendali rumah tangga karena ayahnya sedang menjalani operasi di Jepang. "Ibu mengantar ayah ke Jepang. Jadi kami bersepuluh di rumah, termasuk Lukman Hakim yang saat itu masih berusia dua tahun," tutur kakak kandung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ini. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO