Wow, Ada Ketupat Jembut di Semarang, Seperti ini Penampakannya

Wow, Ada Ketupat Jembut di Semarang, Seperti ini Penampakannya Ini penampakan dari Ketupat Jembut itu. foto: Fariz Fardianto/RAPPLER

SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Ketupat sudah menjadi tradisi santapan di Hari Raya Idul Fitri. Konon, Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan ketupat kepada masyarakat Jawa.

Pada waktu itu, Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda Lebaran dan bakda kupat. Bakda tersebut dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Jika ketupat biasa, mungkin anda sudah sering memakannya dan bahkan bisa membuatnya. Namun di , ada yang namanya ketupat jembut. Dilihat dari namanya, memang tidak lazim. Tapi inilah ketupat khas saat lebaran ketupat tiba.

"Ini namanya kupat jembut, Mas. Kalau pas Syawalan makan kupat jembut cuma di sini," kata bocah asal Kampung Jaten Cilik Pdurungan, , Jawa Tengah, Nizam sambil berebut ketupat dikutip dari Rappler.

Ketupat jembut atau kupat dalam logat Jawa sejak lama menjadi santapan wajib bagi warga setempat. Warga biasa menyebut 'jembut' pada ketupat itu karena di bagian tengahnya diisi potongan kubis, tauge dan sambal kelapa.

Azril bocah lainnya mengatakan, ada rasa renyah dan gurih saat menyantap ketupat jembut. Tak ada rasa jijik, meski namanya sekilas mirip rambut di organ vital manusia (dalam bahasa Jawa). "Dimakan langsung enak enggak usah pakai sayur," akunya.

Berdasarkan penuturan warga Kampung Jaten Cilik, ketupat jembut pertama kali diperkenalkan oleh Haji Samin dan Salamah, pasutri asal Mranggen Demak yang mendirikan kampung tersebut.

Keduanya semula bermigrasi dari Demak pada 1960 silam saat situasi keamanan sedang bergolak. Saat itu, mereka memperkenalkan budaya makan ketupat yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa dalam memperingati enam hari pasca lebaran.

"Lalu, ada ide membuat ketupat yang beda dari yang lain. Maka, beliau mengiris bagian tengahnya kemudian dimasukan kubis tauge dan sambal kelapa parut," kata Munawir, warga asli Kampung Jaten Cilik.

Supaya warga tertarik, Haji Samin berulang kali memukul-mukul wajan tepat saat azan Subuh berkumandang. Waktu yang dipilih pun berbarengan dengan 1 Syawal agar pesta makan ketupat lebih semarak.

Sumber: Rappler

Lihat juga video 'Jambret Handphone Anak-Anak di Kampung Semarang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO