Wakil Bupati Gresik (dua dari kiri) bersama jajaran pejabat terkait dalam rapat koordinasi eliminasi TBC. Foto: Ist
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pemkab Gresik menegaskan komitmen percepatan eliminasi Tuberkulosis (TBC) melalui kolaborasi lintas sektor, penguatan kebijakan, dan peningkatan skrining.
Penegasan ini disampaikan Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, saat membuka rapat koordinasi kebijakan percepatan eliminasi TBC pada hari ini, Rabu (17/12/2025).
Hingga Desember 2025, capaian skrining terduga TBC di Gresik menunjukkan hasil signifikan dan melampaui target nasional.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, jumlah terduga TBC yang berhasil diskrining mencapai 24.431 orang atau 119 persen dari target 20.544 orang. Capaian ini melanjutkan tren positif sejak 2023, menandakan semakin masifnya upaya deteksi dini di masyarakat.
Kendati demikian, Wakil Bupati Gresik menekankan perlunya perhatian serius terhadap penemuan kasus TBC terkonfirmasi. Pada 2025, ia menyebut ada 3.047 kasus baru atau 72 persen dari target 4.227 kasus, menurun dibandingkan capaian 98 persen pada 2023.
"Penurunan penemuan kasus TBC ini bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Justeru ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua. Kita perlu menelusuri dan menindaklanjuti secara cermat, apakah penurunan ini karena penularan yang benar-benar menurun atau justru masih banyak kasus yang belum terdeteksi," paparnya.
Ia juga menyoroti rendahnya temuan kasus TBC di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Menurut dia, kondisi tersebut tidak serta-merta menandakan wilayah bebas TBC.
"Rendahnya temuan kasus TBC di Kecamatan Tambak harus kita cermati bersama. Jangan sampai bukan karena tidak ada kasus, tetapi karena keterbatasan akses layanan dan deteksi yang belum optimal," ucapnya.
Alif menilai, keterbatasan fasilitas pemeriksaan menjadi tantangan tersendiri di wilayah kepulauan.
"Kami berharap pada tahun 2026 sudah dapat disediakan layanan Tes Cepat Molekuler (TCM) di Puskesmas Tambak. Dengan adanya TCM, proses diagnosis TBC bisa dilakukan lebih cepat dan akurat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Gresik, Mukhibatul Khusnah, menyampaikan bahwa langkah percepatan eliminasi TBC telah dilakukan secara masif dan berkelanjutan, salah satunya melalui program desa dan kelurahan siaga TBC.
"Program desa dan kelurahan siaga menjadi ujung tombak dalam penemuan kasus, pendampingan pasien, serta edukasi kepada masyarakat agar pengobatan TBC dapat dijalani secara tuntas," ungkapnya.
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan.
"Kami berharap kerja sama multisektor ini terus diperkuat, baik dengan perangkat daerah, fasilitas kesehatan, pemerintah desa, kader kesehatan, hingga peran aktif masyarakat, agar target eliminasi TBC dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan," imbuhnya.
Melalui rapat koordinasi ini, Pemkab Gresik menegaskan komitmennya mempercepat eliminasi TBC hingga tuntas pada 2028, selaras dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. (hud/mar)





