
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Insiden ditemukannya lauk rusak hingga belatung dalam paket makan bergizi gratis (MBG) di SMKN 1 Bangil menjadi sorotan publik.
Salah satunya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Pasuruan Raya (BEMPas Raya) yang menilai kasus ini sebagai puncak kegagalan program yang selama ini dikritisi.
Dalam sepekan terakhir, sejumlah siswa melaporkan menerima nasi basi, lauk berbau, hingga makanan yang terdapat belatung. Kejadian ini kian menambah sorotan negatif terhadap MBG, terlebih setelah Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan 5.914 kasus keracunan terkait program serupa di berbagai daerah.
"Kejadian di Bangil adalah alarm bahaya yang berbunyi di depan mata. Ini bukan sekadar angka nasional, tapi ancaman nyata bagi anak-anak Pasuruan," tegas M. Ubaidillah Abdi, Koordinator BEMPas Raya, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, temuan ini memperlihatkan kegagalan pengawasan fundamental. Pernyataan pejabat pusat bahwa makanan kerap dimasak malam untuk konsumsi keesokan hari kian menguatkan dugaan lemahnya standar mutu.
"Jika belatung sampai di piring siswa, artinya ada yang salah secara sistemik," katanya.
BEMPas Raya menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada jaminan nyata dari pemerintah daerah.
"Keselamatan anak-anak adalah harga mati. Orang tua butuh ketenangan, dan itu hanya bisa hadir jika pemimpin memberi jaminan langsung," pungkas Ubai.
Senada juga disampaikan oleh M. Qomaruddin, Koordinator Bidang Advokasi dan Gerakan BEMPas Raya. Menurutnya, kepala daerah turut bertanggung jawab pada program ini.
"Kami menuntut Bupati Pasuruan turun tangan langsung. Awasi mulai bahan baku, pengolahan, hingga distribusi. Jangan ada kompromi jika menyangkut nyawa generasi penerus," ujarnya. (maf/par)