Harga Tembakau Turun, DKPP Bojonegoro Klaim Petani Masih Untung

Harga Tembakau Turun, DKPP Bojonegoro Klaim Petani Masih Untung Petani di Bojonegoro sedang menjemur tembakau yang sudah dirajang.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Harga tembakau rajang kering turun dari Rp46 ribu menjadi Rp36 ribu per kilogram (kg), karena kerap diguyur hujan.

Meski harga turun, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro mengklaim petani masih untung.

"Harga tembakau memang turun, namun petani menyatakan masih untung. Meski hasil panen berkurang," kata Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Ahli Muda Subkor Tanaman Perkebunan DKPP Bojonegoro, Bambang Wahyudi.

Ia menyampaikan, bahwa petani tembakau segera menjual hasil panennya meski harga saat ini belum stabil. Sebab apabila menunda menjual hasil panen, dikhawatirkan harga akan semakin turun.

"Karena kondisi cuaca sangat tidak menentu. Hujan kerap mengguyur wilayah Bojonegoro, jadi segera memanen dan menjualnya," katanya, Selasa (26/8/2025).

Menurut Yudi, DKPP sudah meminta pabrikan rokok untuk melakukan penyerapan tembakau di tingkat petani. Tentu harga sesuai dengan kondisi kualitas tembakau.

"Kualitas bagus pasti harganya akan tinggi, begitupun sebaliknya. Saat ini, harga tertinggi di angka Rp46 ribu per kilogram untuk tembakau rajangan kering. Sedangkan di sebagian wilayah ada yang sampai Rp 42 ribu per kilogram," ungkapnya.

Petani tembakau Desa Mlideg, Kecamatan Kedungadem, Kiswanto, mengatakan belum bisa menghitung untung rugi, karena masih proses panen.

"Harga saat ini kembali turun. Untuk tembakau jenis virginia rajangan kering dari Rp46 ribu per kilogram, turun jadi Rp 42 ribu per kilogram, kembali turun lagi menjadi Rp36 ribu per kilogram," tandasnya. (jku/rev)