Daya Pikat Kampung Winner Kelurahan Kampung Dalem, Perpaduan antara Wisata dan Kuliner | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Daya Pikat Kampung Winner Kelurahan Kampung Dalem, Perpaduan antara Wisata dan Kuliner

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Muji Harjita
Minggu, 28 November 2021 01:11 WIB

Salah satu sudut di Kelurahan Kampung Dalem berhiaskan mural bertema kebudayaan. Jamu, es puter, dan rujak buah menjadi komoditi unggulan di Kampung Dalem. foto: ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah terus berinovasi untuk memajukan kota dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya, melalui Kampung Kreatif dan Independen (Keren). merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan Wali .

Program ini memicu tumbuhnya kreativitas dan kemandirian masyarakat di untuk memunculkan karakteristik kawasan, keunikan, budaya, keterampilan, dan peningkatan potensi ekonomi di kelurahan.

Kelurahan , Kecamatan Kota, , merupakan salah satu yang didaulat sebagai Kampung Wisata dan Kuliner (Winner).

Ika Ardiyanto, Kepala Kelurahan , menjelaskan bahwa di sudah dikenal sebagai kampung budaya. Juga punya potensi untuk menarik wisatawan karena menjadi pusat komiditas jamu, rujak, dan es puter.

"Hal yang mendasari kami kemudian menggagas Kampung Winner itu karena ada beberapa klaster di wilayah itu sendiri. Di RW 01 terkenalnya dengan kampung budaya. RW 02, potensinya adalah komoditas jamu, rujak, dan es puter. RW 03 cenderung ke kuliner, seperti sate. Ada banyak sekali penjual sate di RW 03. Terakhir, di RW 04 adalah kampung bebas asap rokok,” terangnya, Sabtu (27/11).

Guna menunjang eksistensi Kampung Winner, Kelurahan menggagas digelarnya Ahad Sale, yang mana merupakan wadah berbagai usaha mikro masyarakat tiap pekan. Dengan mengusung visi dan misi menggerakkan melalui pengembangan potensi warga, Kampung Winner merupakan embrio menuju kampung wisata.

“Meskipun saat ini program Kampung Winner di sudah mulai berjalan, kami masih perlu berbagai upaya dan evaluasi guna menunjang fungsi serta tujuan kampung keren di ini,” ujar Ika.

Ia menjelaskan, eksplorasi wisata yang disuguhkan meliputi beberapa kategori, seperti: wisata religi, wisata kuliner, serta wisata urban. Ketiga kategori wisata tersebut menjadi perpaduan yang kompleks sebagai suguhan wisata kepada masyarakat. Dalam aspek wisata religi, menyimpan tiga wisata nuansa islami yang cukup termasyhur di kalangan masyarakat. Ada Kompleks Masjid Agung Kediri, , dan budaya .

Keanggunan Masjid Agung Kediri tidak lepas dari fondasi histori Kediri yang terekam pada prasasti kayu jati dan prasasti marmer di dalamnya. Dahulunya, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Jami’.

Bangunan masjid yang berusia 230 tahun ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Sejak dipugar menjadi tiga lantai, masjid ini mengadopsi corak bangunan nuansa Eropa yang diakulturasi dengan Jawa.

Wajah baru Masjid Agung Kediri kini kian menjadi magnet bagi wisatawan religi yang ditunjang dengan fasilitas lain, seperti perpustakaan dan area yang biasa digunakan untuk acara pernikahan.

Selanjutnya ada . Menurut sejarah, Sunan Geseng merupakan tokoh penyebar agama Islam di Kediri. Pada momentum tertentu, makam Sunan Geseng selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai kota di Jawa Timur.

“Kondisi inilah yang semestinya dapat digunakan untuk membuka peluang perekonomian warga sekitar dengan memproduksi pernak-pernik khas, nantinya kan bisa dijadikan suvenir atau oleh-oleh,” katanya.

Selain berupa bangunan fisik, Kelurahan juga menyimpan tradisi yang hidup kembali pada tahun ’80-an setelah beberapa tahun terhenti. merupakan dentuman meriam sebagai tanda berbuka puasa.

Untuk menyulutnya pun tidak boleh sembarang orang, harus warga Kelurahan . Historis ini dimungkinkan muncul kembali guna menghidupkan kisah tradisi yang lama hilang.

Eksistensi objek wisata religi tersebut semakin lengkap dengan suguhan kuliner khas yang membuat ketagihan pengunjung. Menurut Ika, dari semua potensi wisata yang dieksplorasi, merupakan ikon unggulan Kampung Winner. Potensi ini ditunjang dengan bangunan kuno warisan kolonial.

Menengok data yang disajikan kelurahan, terdapat 61 warga yang terdaftar sebagai produsen jamu di . Selain jamu, komoditi unggulan lainnya yakni es puter dan rujak buah. Tercatat ada tujuh produsen es puter dan rujak buah.

Terakhir ada wisata urban. Wisata Urban kian berkesan dengan adanya mural bertema kebudayaan yang menghiasi sepanjang dinding gang.

“Kurang lebih ada 500 meter panjangnya. Ini sengaja kami desain sedemikian rupa supaya tidak bosan ditambah wifi gratis. Untuk dinding di sekitar rel kereta api itu kami hias dengan vertical garden view yang akan memberikan kesan indah bagi penumpang kereta api,” terang Ika.

Menurutnya, keindahan ini berpotensi menjadi spot foto masyarakat sehingga menumbuhkan potensi ekonomi di dalamnya.

Ia berharap, perputaran ekonomi di Kampung Winner ini dapat berkelanjutan sehingga dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah ekonomi.

“Kampung Winner ini jangan hanya terhenti di sini, setelah launching terus selesai, jangan. Tapi kita harus pikirkan bersama bagaimana caranya agar Kampung Winner ini tetap eksis dan perputaran ekonominya tetap jalan,” pungkasnya.

Riyadi, Ketua LPMK menyatakan dukungan terhadap eksistensi Kampung Winner ini. Menurutnya, konsep Kampung Winner merupakan gagasan yang sangat baik, di mana di dalamnya terdapat keterikatan dalam konservasi alam dan budaya.

Riyadi optimis bahwa hasil tersebut akan mendatangkan ketertarikan wisatawan lokal maupun regional, sehingga dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah kepada masyarakat sekitar. (uji/rev)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video