Upacara 17-an Unik, Menggunakan Bahasa dan Adat Jawa, Pertama di Situs Bung Karno | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Upacara 17-an Unik, Menggunakan Bahasa dan Adat Jawa, Pertama di Situs Bung Karno

Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Muji Harjita
Senin, 17 Agustus 2020 11:30 WIB

Saat pengibaran Sang Saka Merah Putih. (foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE)

Sementara itu, peserta upacara unik ini, berasal dari berbagai kalangan termasuk anggota Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) .

"Kami memaklumi ada beberapa warga di negeri ini yang memang tidak bisa meninggalkan upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan Bangsa. Mungkin karena hatinya teramat cinta pada Indonesia. Dan ini fakta tidak bisa dipungkiri. Nah dalam kondisi seperti ini Ndalem Pojok hadir seperti pelipur lara," ujar Kushartoyo, Ketua Harian Persada Sukarno ini.

Menurut Kus, Proklamasi Kemerdekaan Bangsa adalah hari terbesar bangsa ini. "Saat yang berbahagia, satu hari itu lebih baik daripada 350 tahun. Tanpa ada Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak akan pernah ada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika negara Republik Indonesia tidak ada, maka tidak akan ada juga semua yang kita nikmati saat ini," katanya.

"Bayangkan dan rasakan. Kita dijajah selama 350 tahun dan pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa kita memproklamirkan kemerdekaannya. Ini hari terbesar dalam sejarah bangsa kita. Penderitaan 350 sirna dengan Proklamasi itu," ujar pria yang juga Ketua Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia ini.

Selain menggelar upacara adat Jawa, situs rumah masa kecil Presiden Soekarno ini juga menggelar upacara budaya memperingati berdirinya Negara Kesatuan Republik tanggal 18 Agustus 2020, doa bersama dan sujud syukur selama tiga hari, santunan anak yatim dan fakir miskin, dialog kebangsaan, dan yang juga istimewa adalah launching album Sang Saka. Lagu-lagu tentang Soekarno dan kritik sosial masa kini. (uji)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video