Halal Bihalal IHM: Muncul Ekstrem Tengah, di Samping Ekstrem Kiri dan Kanan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Halal Bihalal IHM: Muncul Ekstrem Tengah, di Samping Ekstrem Kiri dan Kanan

Editor: MMA
Senin, 29 Juni 2020 02:14 WIB

Foto: ist/bangsaonline.com

Begitu juga KH Abdurrahman Wahid (). Menurut Mas’ud Adnan, sangat , toleran dan aktif mempelopori gerakan civil society. juga selalu membela rakyat , terutama kelompok tertindas dan minoritas. Selain itu, kata Mas’ud Adnan, dikenal sangat dermawan.

Begitu juga KHM Hasyim Muzadi. Menurut Mas’ud, Kiai Hasyim Muzadi sangat dermawan dan berorientasi kepada Islam rahmatan lil’lamin. “Kalau datang ke daerah, PW dan PC tak pernah direpotkan dengan tiket. Malah Kiai Hasyim selalu ninggalin uang kepada PC dan PW,” tegas Mas’ud Adnan sembari menegaskan bahwa Kiai Hasyim banyak membuka PCI di luar negeri. 

Namun, kata Mas’ud Adnan, ketika menyangkut prinsip syariah, Kiai Hasyim Muzadi sangat tegas. “Menjelang Muktamar Jombang, ada orang minta nomor rekening kepada PC-PC luar Jawa mau kirim uang. Kiai Hasyim saat itu menelepon saya dan bilang, saya juga punya uang, tapi masak untuk jabatan harus dengan cara membeli,” kata Mas’ud Adnan menirukan pernyataan Kiai Hasyim Muzadi. 

Menurut Mas’ud Adnan, akhlak para pimpinan mulai Hadratussyaikh hingga dan Kiai Hasyim Muzadi sangat mulia. “Saya nggak tahu yang sekarang. Karena saya tak dekat,” kata Mas’ud Adnan. 

Yang menarik, Kiai Nasihin Hasan mengaku pernah ditanya orang, siapa pemilik . “Saya balik tanya, menurut sampean siapa pemilik . Dia jawab itu milik PB,” kata Kiai Nasihin Hasan heran.

Kiai Nasihin pun menjelaskan bahwa pemilik itu adalah para kiai, ulama dan pengasuh pesantren. “Pemilik itu ya kultural. PB itu hanya pesuruh,” kata Kiai Nasihin. 

Menanggapi Muchlas Syarkun, sahabat dekat itu mengaku prihatin terhadap persepsi negatif yang muncul di masyarakat tentang PB. Karena itu, ia berharap kepemimpinan PB sekarang cukup dua periode saja. Menurut dia, ke depan PB harus lebih baik dan dipimpin kader yang baik. 

Sedang Prof. M. Mas’ud Said lebih banyak memetakan wilayah potensial . Yang juga menarik, Prof. Mas’ud sempat menyinggung tentang potensi kader . Menurut dia, sekarang banyak kader yang punya potensi. Tapi dari segi jenjang kepangkatan belum sesuai harapan. Konsekuensinya, ketika ada jabatan-jabatan strategis di pemerintahan belum bisa mengisi peluang tersebut. 

Mantan dosen Universitas Muhammadiyah Malang itu juga membandingkan kader dan kader Muhammadiyah. Menurut dia, jumlah kader potensial jauh lebih banyak ketimbang kader Muhammadiyah. Karena, kata Prof. Mas’ud, dulu memberi ruang seluas-luasnya kepada anak-anak muda terutama untuk mengakses pendidikan. 

Namun konsekuensinya, banyak kader yang bebas tapi kurang disiplin. Beda dengan kader Muhammadiyah. Mereka rata-rata disiplin karena memang selalu dikontrol. Tapi konsekuensinya, kata Prof. Mas’ud, kader Muhammadiyah lebih sedikit dan kurang berkembang. Menurut Prof. Mas’ud, kontrol memang mengakibatkan tidak berkembang. 

Acara yang dipandu MC Dr. KH. Hariri Makmun itu dipusatkan di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok Jawa Barat. Acara itu diawali tahlil untuk KH. M. Hasyim Muzadi dan KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Cukup banyak peserta yang ikut. Diantaranya Nyai Hj Mutammimah Hasyim Muzadi dan Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid. Selain itu juga banyak para tokoh dan kader baik dari Jawa maupun luar Jawa. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video