Tafsir Al-Kahfi 6: Tidak Boleh Membenci Nonmuslim | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 6: Tidak Boleh Membenci Nonmuslim

Editor: Redaksi
Minggu, 03 Mei 2020 23:13 WIB

Ilustrasi kerukunan beragama. foto: PGI

Rupanya pola kekufuran dan aksi kemusyrikan di atas sangat meresahkan hati nabi Muhammad SAW. Adalah normal banget, sebagai seorang Rasul yang diamanati agama Islam dan berkewajiban berdakwah, Rasulllah SAW pingin banget mereka beriman dan mengikuti apa yang beliau dakwahkan. Tapi hidayah didapat tidak semudah membalik telapak tangan.

Abu Lahab yang nama kecilnya Abd al-Uzza adalah paman Nabi yang terkaya dan sangat mencintai nabi sejak kecil. Dia mengerti betul bahwa Muhammad ibn Abdillah sejak kecil tidak pernah bohong, apalagi berbuat salah, meski hanya sekali. Dia juga menyaksikan cahaya kenabian memancar dari wajah keponakannya itu, mengerti pula ada wahyu yang turun, tapi dia ingkar dan kufur. Termasuk Kakeknya, Abd al-Muttalib yang merawat nabi sejak kecil. Memang melindungi, memang menyayangi, tapi tidak mau beriman hingga ajal tiba.

Gelisah dan gundah, itulah sindir Tuhan "fa la'allak bakhi' nafsak...". Disuruh jadi nabi, disuruh berdakwah, sudah dilakukan sebaik-baiknya, tapi hidayah-Nya tidak diberikan. Iki piye? Kira-kira begitu perasaan Nabi ini.

Tuhan langsung memberi jawaban, bahwa hidayah adalah otorita-Nya secara mutlak. Sedangkan tugas nabi hanyalah menyampaikan saja, titik. Tak lebih dari itu. Jangan sampai kecewa atas kemusyrikan mereka, dan jangan pula marah terhadap kekufuran mereka. Membenci nonmuslim karena kemusyrikannya, karena kekufurannya itu tidak diperbolehkan. Itu urusan mereka dengan Tuhan, bukan dengan kita. "..in lam yu'minu bi hadza al-hadis asafa". Tapi menjaga keimanan dari ulah mereka sungguh diwajibkan.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video