Tokoh Masyarakat Gresik Selatan Anggap Pansus Banjir Kali Lamong Tak Penting
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Wartawan: Syuhud
Senin, 20 Januari 2020 10:07 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Gagasan sejumlah fraksi di DPRD Gresik membuat panitia khusus (pansus) banjir Kali Lamong, mendapatkan reaksi keras Masyarakat Gresik Selatan (MGS). Para tokoh masyarakat (Tomas) MGS menilai bahwa Pansus Banjir Kali Lamong tak penting.
"Bagi MGS, untuk mencari solusi penanganan banjir Kali Lamong tidak perlu pansus. Cukup komitmen pemerintah Kabupaten dan DPRD Gresik. Baik komitmen kebijakan maupun anggaran sebagai skala proritas," ujar Sururi, salah satu tokoh MGS kepada BANGSAONLINE.com, Senin (20/1).
BACA JUGA:
Ditolak Warga, Anggota DPRD Gresik Minta Dewan Kebudayaan Kaji Thok-Thok Budaya Bawean apa Bukan
Syahrul Munir Siap Maju Pilkada Gresik 2024
Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI
Kandidat Ketua DPRD Gresik, Mohammad dan Syahrul Bersaing Ketat
Menurut dia, pansus justu bisa membuat penanganan banjir Kali Lamong terlalu lama dan bertele-tele. Belum lagi, anggaran besar yang akan dibutuhkan.
"Untuk penanganan banjir Kali Lamong dibutuhkan langkah cepat, tepat, dan serius. Jadi, bagi MGS pansus tak penting dalam mengatasi problem Kali Lamong yang telah berpuluh-puluh tahun membanjiri masyarakat Gresik selatan," jelas Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Driyorejo ini.
Menurut Sururi, saat ini yang terpenting adalah bagaimana Bupati Sambari Halim Radianto selaku pemangku kebijakan dan DPRD bisa duduk satu meja untuk serius menuntaskan problem Kali Lamong.
"Mereka harus serius turun untuk mendata lahan-lahan masyarakat yang dibutuhkan untuk normalisasi Kali Lamong. Setelah dipaparkan data riil, mereka harus cepat menuntaskan pembebebasan dengan anggaran yang cukup. Jadi, jangan sampai Kali Lamong terus-terusan dijadikan komoditas politis. Terlebih menjelang Pilkada seperti saat ini," pintanya.
Ia juga meminta kepada pemerintah agar tak terus-terusan mengumbar membuat proyek-proyek mercusuar yang tak penting bagi masyarakat. Proyek-proyek itu meyedot anggaran rakyat hingga ratusan miliar rupiah, tapi memiliki manfaat yang kecil bagi masyarakat.
Sururi menyontohkan proyek stadion Gelora Joko Samudero (Gejos), revitalisasi Alun-alun, tugu atau landmark, Islamic Center, dan sejumlah proyek lain. "Itu semua bagi kami tak penting dibandingkan dengan pentingnya menuntaskan banjir Kali Lamong," terang mantan Anggota FKB DPRD Gresik ini.
Sururi mengungkapkan, banjir akibat luapan Kali Lamong yang terjadi berpuluh-puluh tahun telah banyak menelan korban nyawa, maupun materiil. Tidak hanya rumah dan jalan yang terendam, namun kerugian ekonomi yang diderita masyarakat Gresik Selatan sangat besar.
"Pertanian masyarakat gagal panen yang setiap tahunnya bisa mencapai ratusan miliar rupiah, pendidikan juga terganggu. Selama ini solusi yang diberikan pemerintah hanya bantuan sembako kepada para korban yang tak bisa mengobati penderitaan mereka setiap tahun terkena banjir," ungkapnya.
Sururi menyarankan agar Bupati, Wabup, dan bawahannya tidur di rumah warganya yang kebanjiran. "Mengapa harus demikian? Biar tahu dan merasakan penderitaan para korban banjir," pungkasnya. (hud/dur)