Tafsir Al-Isra' 76-77: Kisah Genghis Khan, Bukti Tasamuh Merugikan Umat Islam (?) | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra' 76-77: Kisah Genghis Khan, Bukti Tasamuh Merugikan Umat Islam (?)

Editor: Redaksi
Sabtu, 30 November 2019 20:42 WIB

Ilustrasi

Kedua, kelompok yang menolak. Kelompok ini mencurigai tawaran itu sebagai tipuan belaka. Kelompok ini sangat cerdas dalam membaca trik lawan, lagian mau belajar dari sejarah, di mana yang namanya kafir, ya tetap saja kafir. Munafik, tetap munafik. Dusta dan menipu adalah doyanannya. Jika mereka kuat, maka untuk apa tawaran itu diberikan. Tawaran itu menunjukkan kelemahan mereka.

Nabi kita mewanti-wanti agar kita terus berprasangka buruk (su'udz dzann) kepada lawan, demi keselamatan diri kita sendiri. "ihtarizu min al-nas bi su' al-dhann". Ayo terus kita berjuang melawan musuh-musuh Tuhan. Tinggal dua pilihan: Hidup terhormat atau mati syahid, 'isy karima aw mut syahida.

Genghis Khan membuktikan janjinya dengan memberikan wilayah tertentu sebagai umpan awal, tetapi tetap dalam genggamannya. Ulama' yang pro dielu-elukan sebagai ulama' yang mengerti pesan kitab suci, pesan damai, toleran dan rahmatan li al-alamin. Bahkan kaum muslimin yang menjadi kroninya ini dipersenjatai. Siap-siap membela negara, kesatuan dan kesatuan adalah harga mati.

Kemudian, ulama'nya disuruh berfatwa agar mengobarkan perang, semangat jihad melawan kelompok muslim radikal yang menolak. Mereka wajib ditumpas dengan alasan "bughat", pemberontak. Dalil al-qur'an terus mengalir sebagai landasan. Dan pertempuran tidak bisa dielakkan.

Karena pihak Genghis Khan sangat kuat, gabungan pasukan militer kafir dan kaum muslimin pro, maka tidak ada kesulitan menghabisi kaum muslimin yang dianggap radikal tadi. Maklum, kalah pasukan dan kalah senjata.

Perang usai dan keadaan berangsur kondusif, normal, dan tenang. Tepatlah waktunya, Genghis Khan mengeluarkan jurus berikut, bahwa mengingat keadaan sudah aman, maka semua senjata harus dikembalikan ke negara. Jadinya, semua senjata yang ada di tangan kaum muslimin dilucuti.

Lalu tibalah waktunya jurus pamungkas dikeluarkan. Dengan lantang Genghis Khan membuka kedok jahatnya dan terang-terangan berpidato mencemooh kaum muslimin pro. Pidato itu begitu masyhur dan dicatat oleh dunia.

"... Kalian telah tega membunuh saudara sendiri sesama muslim. Maka apakah kami bisa mempercayai kalian, sementara kami adalah orang-orang nonmuslim yang kalian anggap sebagai musuh Tuhan kalian. Tidak dan tidak. Kalian harus dihabisi".

Lanjutnya, kaum muslimin yang semula pro tadi dengan mudah dihabisi dan wilayah tidak jadi diberikan. Muslim tega menghabisi muslim, gara-gara tergiur kekuasaan. Begitulah jahatnya nonmuslim dan begitulah bodohnya kaum muslimin. Semuanya hancur, baik yang kontra maupun yang pro.

Dari sisi agama, kematian kelompok yang kontra dan melawan wong kafir koalisi tadi adalah mati syahid, mati berperang di jalan Allah, membela agama dan membela negara. Sementara kematian kaum muslimin yang pro adalah kematian zalim. Bagai ayam sayur yang sudah diikat dan tinggal disembelih saja. Allah a'lam.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video