Sempat Dicibir Tetangga, Lailatul Qomariyah Anak Tukang Becak Raih Gelar Doktor di ITS | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Sempat Dicibir Tetangga, Lailatul Qomariyah Anak Tukang Becak Raih Gelar Doktor di ITS

Editor: Maulana
Wartawan: Erri Sugianto
Rabu, 11 September 2019 00:20 WIB

Lailatul Qomariyah foto bersama keluarganya usai diwisuda.

Saningrat mengaku ia sempat membujuk Lailatul agar memilih kuliah di saja. Pertimbangannya, karena Lailatul anak perempuan dan Saningrat sendiri menganggap dirinya tidak akan mampu membiayainya.

Saat pertama kali Lailatul masuk kuliah, Saningrat juga mengaku sering mendapat cibiran dari warga, bahwa dirinya tidak akan mampu membiayai pendidikan anaknya karena hanya seorang tukang becak.

Namun, Lailatul sendiri sudah bulat tekadnya untuk tetap melanjutkan pendidikan ke ITS. Ia menutup telinga dari cibiran para tetangga. "Bapak dan ibu tidak perlu khawatir soal biaya kuliah saya. Semoga saya mendapatkan rezeki sampai lulus," tutur Saningrat, mengenang kata-kata anaknya ketika hendak berangkat ke Surabaya.

Setelah Lailatul Qomariyah dinyatakan lulus sebagai mahasiswa baru di ITS, Saningrat dipanggil untuk datang ke kampus ITS. Saningrat datang dengan baju seadanya dan bersandal jepit. Untuk menemukan anaknya, Saningrat berkeliling kampus ITS kurang lebih satu jam lebih karena tidak tahu di mana ruangan yang harus dituju. Beruntung ada satpam yang mengarahkan Saningrat ke ruang kuliah Fakutas Teknologi Industri.

"Ketika saya mau masuk ke ruang pertemuan anak saya, saya lihat orangtua dan mahasiswa yang lain turun dari mobil pribadi semua dan berdasi, sedangkan saya hanya bersandal jepit. Tapi anak saya tidak minder dan mengajak saya masuk ke dalam ruangan," kata Saningrat.

Selama menempuh pendidikan S1, Saningrat dan istrinya tidak pernah dimintai biaya kuliah dan biaya hidup oleh Lailatul. Dia sudah hidup mandiri di Surabaya dengan mengisi les privat dari rumah ke rumah. Dari setiap anak, Lailatul mendapat honor Rp 800.000. Dari pendapatannya itu, Lailatul masih sempat mengirimkan uang ke orangtua, terutama ketika ayahnya butuh uang untuk modal bertani di musim tembakau.

"Seingat saya, saya hanya mengeluarkan biaya Rp 10 juta untuk beli motor dan Rp 6 juta untuk beli laptop Lailatul. Selain itu, saya lebih sering dikirimi uang oleh Laila untuk modal bertani," kata dia.

Lailatul Qomariyah sendiri menuturkan tidak pernah merasa minder karena berlatar belakang anak seorang tukang becak. Meskipun setiap hari dirinya naik sepeda ontel sejauh 5 km dari tempat kos ke kampusnya, hal itu tidak mengurangi semangat untuk meraih prestasi gemilang hingga lulus doktor dengan IPK 4.0.

"Saya anak orang miskin, tapi saya tidak minder. Yang saya butuhkan adalah semangat orangtua, doa orangtua, dan kesabaran orangtua," ungkap Lailatul saat diwawancarai via telepon seluler karena masih berada di Surabaya. (err/lan)

 

 Tag:   Pamekasan inspiratif

Berita Terkait

Bangsaonline Video