Airlangga Pribadi: Konflik di Papua Harus Ditangani Secara Komprehensif
Editor: Revol Afkar
Wartawan: M. Didi Rosadi
Kamis, 22 Agustus 2019 00:00 WIB
CEO The Initiative Institute ini menilai peristiwa Papua itu mengingatkan pentingnya membangun penghormatan atas Kebhinnekaan yang kini belum disadari oleh berbagai pihak.
“Bahwa yang paling penting ketika kita menghormati kebangsaan, adalah pengamalannya. Pengamalannya itu, bisa muncul dalam adanya respek dan tidak bersikap rasialis terhadap sesama anak bangsa. Saya yakin Papua bisa damai, apabila kita bisa memahami persoalan manusia,” imbuh Dosen FISIP Unair tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Najib Hamid yang juga menjadi pembicara dalam diskusi publik ini mengaku tidak bisa berpendapat terkait masalah Papua. Sebab, dirinya kurang begitu mengikuti perkembangan dari peristiwa tersebut.
Namun Najib mengakui perlunya langkah-langkah untuk menanamkan nilai toleransi dan kebhinekaan di kehidupan masyarakat, termasuk di kehidupan kampus. Ia juga mendukung perlunya kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui penataran P4 seperti di era orde baru.
"Namun secara umum, dalam konteks acara diskusi, saya menilai, sistem ekonomi yang kapitalistik seperti sekarang memicu kecemburuan sosial. Komunikasi sosial juga lemah yang itu memicu ekstrimisme," pungkas mantan Komisioner KPU Jatim ini. (mdr/rev)