Tafsir Al-Isra' 44: Kesaksian Sahabat Terhadap Makanan Bertasbih
Editor: Redaksi
Senin, 03 Juni 2019 00:54 WIB
Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag
44. Tusabbihu lahus-samaawaatussab'u wal-arḍu wa man fiihinna, wa in min syai'in illaa yusabbihu bihamdihii wa laakin laa tafqahuuna tasbiihahum, innahuu kaana haliiman gafuuraa
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.
TAFSIR AKTUAL:
"wa in min syai'in illaa yusabbihu bihamdihii..". Masih tentang benda-benda bertasbih. Di atas dijelaskan soal apakah benda mati yang kering, kayak kayu yang sudah dibikin kursi atau meja masih bisa bertasbih?
Beberapa ulama' menyatakan YA, bisa. Dasarnya adalah beberapa kejadian zaman nabi Muhammad SAW, antara lain: