Gus Dur Berkuasa 2 Tahun: 10 Perubahan, SBY 10 Tahun: 2 Perubahan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Gus Dur Berkuasa 2 Tahun: 10 Perubahan, SBY 10 Tahun: 2 Perubahan

Jumat, 10 Oktober 2014 19:28 WIB

EM. Mas'ud Adnan

Seperti layaknya sebuah perubahan, era ditandai dengan berbagaikegaduhan, perlawanan, bahkan pemberontakan dan kematian. Ada panglima yang mati mendadak, ada keributan besar di Maluku, pengunduran diri dan pemecatan menteri secara mendadak, harga- harga berguncang, dan seterusnya. Namun, seperti kata ilmuwan Kurt Lewin, perubahan besar memerlukan tahap pencairan karena ”orang-orang yang berpikiran lama” ingin mempertahankan kekuasaan, wewenang, dan rasa nyamannya.

Pada tahap ini terjadi pembusukan, pelepasan ikatan-ikatan, tetapi yang dilepaskan tak membiarkan hal itu terjadi sehingga muncul ledakan-ledakan. Namun, terlepas dari segala ketakteraturannya, adalah sosok perubahan yang berani. Tanpa keberanian itu sulit dibangun sesuatu yang baru.

Adapun perubahan besar di era SBY terjadi pada lima tahun pertama kabinetnya: perdamaian Aceh (2005) dan konversi minyak tanah ke LPG (2009).

Lalu apa hubungan antara Aswaja dengan perubahan-perubahan besar yang dilakukan dalam pemerintahan? Jelas sekali bahwa perubahan-perubahan besar dalam pemerintahan dan berbangsa yang dilakukan Gus Dur itu adalah pengejewantahan dari Aswaja.Salah satu contoh soal pembangunan kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). Bukankah ini bagian dari sikap ta’adul (bersikap adil) dan tatsamuh (tatsamuh) yang menjadi salah satu ajaran inti Aswaja? Menurut Kiai Said Aqiel Siraj, ujung dari Aswaja adalah kemanusiaan. , kata Kiai Said, telah mengawali dengan membuka bagaimana Indonesia sangat plural dan sebagai tindaklanjutnya toleransi harus terus diperjuangkan. Bukankah tatsamuh atau toleransi itu bagian penting dari ajaran Aswaja? Nah, tokoh paling gigih membela toleransi. Sedemikian gigih sampai dicap kafir oleh kelompok Islam radikal dan aliran keras.

Begitu juga tentang langkah menggilir jabatan panglima TNI dari berbagai kesatuan. Jika pada jaman Soeharto selalu mengangkat Panglima TNI dari kesatuan Angkatan Darat (Soeharto sendiri berasal dari kesatuan AD)dan menjadikan Angkatan Laut sebagai anak tiri. Pada saat jadi Presiden langsung mengangkat Panglima TNI dari unsur Angkatan Laut. Yaitu Laksamana TNI Widodo AS. Karuan saja langkah ini mengagetkan banyak pihak, terutama yang punya kepentingan status quo. Tapi tak peduli. Bagi perubahan dan kemaslahatan umat atau bangsa lebih utama ketimbang mengakomodasi kepentingan segelintir elit.

Menurut Kiai Said Aqiel Siradj, salah satu sifat yang sulit ditiru dari adalah keberaniannya yang luar biasa. bukan saja berani melawan arus tapi juga siap tak populer dan menanggung resiko dalam menjalankan prinsip keadilan. Bukankah ini juga pengejewantahan Aswaja? Masih banyak contoh kongkrit dari tentang praktik Aswaja. Karenaitu Kiai Said menjuluki sebagai ulama Aswaja sejati.(bersambung)

 

 Tag:   Opini Gus Dur

Berita Terkait

Bangsaonline Video