Tafsir Al-Nahl 121-122: Ibrahim A.S. Al-Mujtaba, Muhammad SAW Al-Mustafa, Bedanya? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 121-122: Ibrahim A.S. Al-Mujtaba, Muhammad SAW Al-Mustafa, Bedanya?

Sabtu, 17 Juni 2017 21:47 WIB

Ilustrasi

Dalam dialog, Allah SWT pernah bertanya: "Lima ittakhadztuka khalila?". Hai Ibrahim, tahukah kamu, atas dasar apa Aku menunjuk kamu sebagai kekasih-Ku?. Ibrahim menjawab: " Allah a'lam". Allah menjelaskan: "Li ann al-atha' ahabb ilaik min al-akhdzi. Karena pribadi dermamu yang mengagumkan. Kamu lebih senang memberi ketimbang diberi.

Ibrahim, ketika diberi disyukuri, artinya, diberikan lagi kepada orang lain yang mebih membutuhkan. Lalu Tuhan memberinya lagi dan lebih. Oleh Ibrahim, diberikan lagi kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Lalu Tuhan memberinyal agi dan lagi. Jadi, orang mukmin itu seharusnya bersedekah terus hingga kaya, bukan menunggu kaya, baru sedekah. Tidak ada ceritanya orang suka bersedekah jatuh miskin. Orang beriman itu seharusnya tekun dan rajin beribadah hingga tua dan seterusnya, bukan menunggu tua dulu, baru tekun beribadah. Karena tidak ada jaminan bisa mati tua.

Konon, dalam gelar penobatan pangkat, Ibrahim A.S. berjuluk al-Mujtaba, seperti pada ayat studi ini, sedangkan nabi Muhammad SAW berjuluk "al-Mustahafa". Ada perbedaan makna antara keduanya. Al-Mujtaba (ijtaba, yajtabi) lebih pada sikap kesabaran, keuletan dan tangguh. Sedangkan al-Mushthafa (ishthafa, yashthafi) pada sikap ridla, rela, senang, puas.

Sama-sama diuji dan sama-sama lulus ujian, tapi saat menjalani ujian tersebut, al-mujtaba menempuhnya dengan sikap gigih dan penuh kekuatan. Sedangkan al-Mushthafa menempuhnya dengan cara senang hati. Pribadi mushtahafa tidak merasa apa yang dijalani sebagai beban, melainkan sebagai hadiah, sebagai hiburan yang menyenangkan.

Kata "shafa" yang artinya bersih, bening, jernih, kata "mishfah" artinya saringan, alat menyaring. Dua makna itu mengilustrasikan bahwa benda lembut itu lolos secara otomatis tanpa hambatan. Seperti benda kecil yang lolos disaring. Air sari buah yang masih bercampur ampas, lalu disaring dan airnya lolos dengan lancar. Itulah gambaran al-Mushthafa. Hasilnya disebut pilihan, maka benar al-Mushtafa diartikan "orang yang dipilih".

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video